Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

IN MEMORIAM MAHA GURU DR. K.H. JALALUDDIN RACHMAT

by Ahmad M. Sewang  Bagian Pertama Ketika saya mendapat khabar dari Erwin Baharudin, pengurus DMI Wilayah Sulawisi Selatan, beliau menginfokan bahwa Dr. K.H. Jalaluddin Rachmat telah mendahului kita, almarhum dipanggil Allah Yang Maha Kasih dua setengah jam lewat, mendengar khabar itu, saya hanya mampu mengucapkan, إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ ....  sambil mendoakannya agar mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran dalam menhadapi musibah ini. Saat itu mulailah teringat satu per satu interaksi saya dengan almarhum. Saya mulai teringat bahwa jauh sebelum mendaftar sebagai mahasiswa by research di PPs UIN Alauddin Makassar, saya sudah membaca banyak tulisannya. Lebih akrab lagi setelah beliau secara resmi mendaftar sebagai mahasiswa PPs UIN Makassar. Dalam waktu yang sama, PPs UIN Sunan Kalijaga juga menawarkan hal yang sama. Beliau nampaknya lebih memilih PPs Alauddin. Saya ketemu Wamen Agama RI, Prof. Dr. K.H. Na

PUISI H.ARIFUDDIN SIRAJ

SALAM KASIH BUAT  NEGERIKU Negeriku, aku sedih bila memandang wajahmu penuh bopeng dan borok Negeriku, aku menangis bila merenungi nasibmu penuh derita dan lara Negeriku, aku meratap bila menatap tubuhmu yang kini terkulai tidak berdaya.  Tahukah engkau, kalau aku bukan lagi pemilikmu tapi milik para naga milik para singa,  milik para serigala, milik anjing-anjing  yang angkuh dan serakah Tahukah engkau, kalau aku telah dilumpuhkan dan dibelenggu  dalam kerangkeng  politik tirani penguasamu ? Tahukah engkau, kalau aku selalu menyaksikan  mayat tersungkur  dengan lubang peluru di dadanya, ditembak aparat tanpa prosedur dan alasan yang pasti ? Tahukah engkau, kalau hari ini orang-orang  yang senantiasa mencintaimu,  selalu membelamu telah diberangus dan tak lagi dapat berbuat apa-apa ? Aku kesulitan tuk menjawabnya, dan  tak lagi bisa bersuara dengan bibirku  yang terkatup, namun masih bisa bersuara dengan goresan puisiku semoga engkau mau membacanya.  Gowa, 03 Januari 2021 H. ARIFUDDIN

M. DARWIS HAMSAH (1939-1988): You Are a leider and the Real Autodidact

by Ahmad M. Sewang Beberapa waktu lewat, saya diminta Dr. Sri Musdikawati untuk menulis apa yang saya ketahui dari Bapaknya, almarhum M. Darwis Hamsah, seorang mantan Ketua DPC IMMIM Polmas (Polewali Mamasa). Setiap upaya untuk menuliskan seorang tokoh, saya selalu menyambutnya dengan senang, karena setiap tokoh selalu saja banyak meninggalkan pelajaran darinya, terutama bagi generasi sesudahnya. Begitu banyak tokoh besar, kemudian mereka wafat, lalu dilupakan begitu saja bersamaan dengan hancurnya tulang-belulangnya di dalam tanah karena tidak ada media mengingatkannya. Apalagi tokoh sebesar M. Darwis Hamsah, sebuah nama beken di daerah Mandar pada pertengahan abad ke-20. Beliau lahir di Pambusuang, Polmas, 12 Desember 1939. Beliau adalah pimpinan cabang PSII Polmas. Ketua IMMIM Cabang Polmas dan memiliki kemampuan retorika dalam berpidato, berceramah, dan berkhotbah. Orangnya akrab, peduli, dan familiar. Tidak heran, jika orang yang pernah berjumpa dengannya pasti akan terpesona deng

HIKMAH DI BALIK PERISTIWA

by Ahmad M. Sewang  Di dalam menjalani hidup di dunia, banyak peristiwa datang silih berganti, boleh jadi peristiwa suka yang membuat hati berbunga-bunga atau peristiwa sedih yang menghadang di depan. Kedua peristiwa itu, seharusnya disikapi dengan bijaksana tanpa berlebihan. Andai peristiwa itu menggembirakan karena bisnis mencapai sukses, atau promosi karier yang menanjak naik, sikapilah dengan bersyukur pada Allah swt. atas karunia nikmat yang dianugerahkan-Nya, sambil menghindari sikap berlebihan, apalagi sampai bersikap arogansi. Sebab mungkin sukses yang diperoleh boleh jadi adalah ujian dari-Nya. Lihatlah khabar yang pernah saya sharing bahwa ada seorang calon  kepala daerah yang sukses meraih suara terbanyak dalam pilkada di Lampung, namun belum cukup sebulan setelah dilantik sebagai pemimpin tertinggi di satu daerah. Dia tertangkap basah KPK dan menghabiskan umurnya dalam bui. Sebaliknya, jika yang menghadang adalah kegagalan, bisnis bangkruk dan tak bisa lagi recovery atau ke

PROF. DR. BAHARUDDIN LOPA(Manusia Langka yang pernah kukenal)

by Ahmad M. Sewang  Bahauddin Lopa yang sering disingkat namanya dengan Barlop lahir di Pambusuang, Mandar, 27 Agustus 1935 Menurut kisah orang-orang tua di kampung bahwa orang tuanya termasuk keluarga taat beragama. Lopa, termasuk rajin salat rawatib di masjid dan sering mengumpulkan para ulama untuk memberi pengajian di rumahnya. Di sinilah Barlop kecil menyimak pengajian itu. Di kampung ini pula mulai terbentuk kepribadian dan pengalamannya yang kemudian mengiringinya sebagai bekal spiritual di saat melakukan perantauan perjalanan keliling di berbagai tempat. Memang, kampung Barlop dari dahulu sudah dikenal sebagai kampung pusat memproduksi para ulama sampai sekarang di Sulawesi Barat. Barlop dikenal bersahaja, ketika menjabat sebagai Kepala Kejaksaan di Sulawesi Selatan prabot di rumah dinasnya sangat sederhana. Di tempat penerimaan tamu terdiri dari bangku-banku kayu yang dicet putih. Sampai ada yang mengomentari, "Kelebihan Barlop karena beliau siap hidup sederhana, pada saa

POLITIK DEVIDE AT IMPERA CARA KOLONIAL BERKUASA

by Ahmad  M. Sewang  Politik devide et impera pada awalnya digunakan sebagai strategi perang yang diterapkan  bangsa-bangsa kolonial pada abad 15 (Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, dan Prancis). Bangsa-bangsa tersebut melakukan ekspansi dan penaklukan untuk mencari SDA, terutama di wilayah tropis. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, metode penaklukan mereka mengalami perkembangan, sehingga politik pecah belah tidak lagi sekadar sebagai strategi perang namun menjadi strategi politik. Untuk menaklukan Sultan Hasanuddin dalam Perang Makassar, maka ditarapkanlah strategi politik devide et impera. Arum Palaka diajak kolonial Belanda untuk berkoalisi sebagai upaya memecah bela pasukan Makassar. Arung Palaka diangkat setinggi-tingginya dengan janji kekuasaan politik pasca perang. Sebaliknya,  Sultan Hasanuddin ditekan sekaras-kerasnya. Karena itu politik devide et impera juga disebut politik belah bambu, yang satu diangkat dan yang lain diinjak. Akhirnya Sultan Hasanuddin dipaksa menan

KHAZANAH SEJARAH: KEHILANGAN NILAI KEJUJURAN, BERARTI KEHILANGAN SEGALANYA (1)

by Ahmad M. Sewang   Pertama Bangsa kita sepertinya sedang mengidap penyakit mental yang akut, seperti saling curiga antara satu kelompok dengan kelompok lain. Rasa curiga bisa terjadi jika pemerintahan yang dibangun atas dasar kepentingan oligarki. Pemerintahan oligarki  yang didominasi pemilik modal biasanya tidak peduli pada kesejahteraan rakyat. Hal ini bertentangan dengan tujuan negara didirikan, seperti terukir dalam UUD 45 pasal 34 (1),  melainkan untuk kepentingan oligarki sendiri. UU Omnibus Law yang telah disetujui DPR RI 2 Oktober 2020 yang banyak mendapat kritik karena dianggap hanya melindungi kepentingan oligarki, tidak ingin tahu kesulitan yang didihadapi rakyat kecil. Bayangkan di tengah kesulitan pandemi, iuran BPJS kesehatan kelas III dinaikan. Hal ini bertentangan dengan  UUD 45 di atas dan pelanggaran hukum seperti itu tidak lagi menjadi prioritas utama, sebagai contoh tentang masalah koruptor tak kunjung usai. Jika bisa KPK diperlemah demi kepentingan pemodal tadi.

IMMEMORIAM SAHABTKU DR. H.M. ARFAH SHIDIQ, M.A.

by Ahmad  M. Sewang  Sejak di S1 saya mengenal almarhum, lebih akrab lagi ketika bersama aktif di IMMIM menyambut kedatangan abad ke-15 hijriyah di tahun 1979. Kita waktu itu masih pengurus remaja masjid di bawah yuridiksi DPP IMMIM, almarhum di jl. Kandea, dan saya di jl. Maipa. Masjid Aqsha . Di DPP IMMIM ada Majlis Pemuda yang diketuai almarhum Moh. Yamin Amna, BA. Dalam rangka menyambut abad ke-15 Hijriah itulah Bang Yamin mengkoordinir perlombaan cerdas cermat Alquran dan sirah Nabawi yang dipusatkan di Islamic Centre IMMIM. Almarhum Arfah Shidiq begitu sibuk waktu itu, karena beliau terlibat sebagai panitia. Cerdas cermat begitu ramai peminatnya, sampai Aula IMMIM membeludak peminatnya disebabkan semua grup remaja masjid di seluruh kota Makassar yang tersebar di semua kecamatan dilibatkan. Setelah kami ditakdirkan melanjutkan studi di Fakultas Pascasarjana di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1987, kami bertemu lagi. Saya mewakili IAIN Alauddin sedang beliau mewaki IKIP Maka

KHAZANAH SEJARAH:MUBALIG PROFESIONAL YANG DICITAKAN

by Ahmad M.  Sewang  Akhir Desember 1980 adalah hari yang tidak bisa dilupakan DPP IMMIM. Hari itu dilakasanakan Panel Diskusi dengan tema, "Mubalig Profesional." Waktu itu, H. Fadli Luran masih hidup. Peristiwa itu, masih segar dalam ingatan saya, walau sudah empat dekade berlalu. Saya ingat karena sayalah diberi amanah Almarhum H. Fadli Luran sebagai ketua panitia pelaksana. Dalam arsip pribadi saya masih tersimpan rapi para tokoh masyarakat yang dilibatkan sebagai nara sumbar. Diskusi itu  berlangsung dua malam berturut-turut. Malam pertama, di Gedung Jiwa berhubung Aula DPP IMMIM terpakai. Malam kedua barulah di Aula DPP IMMIM sendiri. Sebagian besar tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu sudah mendahului kita menghadap Allah swt. Ada baiknya kita doakan mereka, semoga pemikiran dakwah yang mereka legacy-kan pada kita yang masih hidup saat ini  menjadi amal jariah dan mendapat pahala dari Yang Maha Kasih, لهم الفاتحة. Tentu saja nama mereka tidak bisa disebut satu per sa