Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

KHAZANAH SEJARAH: PERSATUAN UMAT HENDAKNYA JADI OBSESI BERSAMA

by Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, MA. Saya belum bisa memprediksi, kapan umat Islam bisa berdiri dalam satu saf, bersatu sebagai umat berwibawa. Walau obsesi ini begitu sulit, terlalu banyak jalan berliku yang akan dilewati, tetapi harus tetap diperjuangkan terus-menerus tanpa mengenal halte. Sebab berdirinya umat dalam satu saf akan memudahkan untuk memecahkan problema keumatan yang lain. Bersatu bukan berarti semuanya harus jadi satu dalam sebuah organisasi, paham, dan mazhab sebab jika itu yang diinginkan berarti kita telah melakukan sesuatu yang mustahil dan pelanggaran terhadap sunatullah itu sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang diidekan Ketua Uni Ulama Internasional, Prof. Syekh Yusuf al-Qardawi, beliau berkata, "Saya tidak pernah sedih jika setiap saat bermunculan madrasah, organisasi, dan mazhab, sebab itu adalah sunatullah, yang saya sedihkan bahkan tangisi, jika setiap madrasah, organisasi, dan mazhab ingin saling menafikan satu sama lain," tulis beliau dalam buk

KHAZANAH SEJARAH: SELAMAT TINGGAL MITOS DAN SELAMAT DATANG LOGOS

by Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, MA. Bagian Pertama Mitos adalah bagian dari suatu cerita rakyat berlatar belakang masa lampau, mengandung penafsiran tentang dewa dan alam semesta. Antonimnya adalah logos yang juga  berasal dari bahasa Yunani yang berarti buah pikiran yang diungkapkan dalam perkataan dengan pertimbangan nalar.  Pada abad 6 SM merupakan zaman peralihan dari mitos ke logos. Sebelumnya  semesta dan kejadian di dalamnya terjadi sebagai akibat kuasa gaib dan adikodrati,  para dewa. Seorang pemikir bernama Miletos dari Asia Kecil memahami bahwa dunia dan gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos akan tetapi pada logos. Melalui Logos mereka mencari prinsip rasional dan objek ilmiah untuk menjelaskan keteraturan dunia dan posisi manusia di dalamnya. Manusia menerima kemampuan untuk mengerti diri sendiri dan untuk berpikir. Istilah logos juga dipakai oleh aliran Stoa dengan mengikuti Heraklitos (abad ke 6 SM). Mungkin itu sebabnya, maka dalam KBBI diebutka logika yang beras