Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

FOOTNOTE HISTORIS: OBJEKTIVITAS SEORANG POLITISI, MUNGKINKAH

by Ahmad M. Sewang Menjawab pertanyaan pada judul artikel hari ini, bisa dilihat pada debat di tv, seperti Dua Sisi yang dipandu oleh Dwi Anggia  di tv One atau pembawa Tall Show, Rosiana Silalahi di Kompas tv, dan Polical Show yang dipandu Rivana Pratiwi di CNN. Memperhatikan para peserta debat di atas seakan politisi bertindak sebagai seorang marketing politik yang sangat sulit objektive, dia bag penjual kecap yang tidak ada kekurangannya, semua nomor satu, walau sudah ada kecap yang abal-abal di pasaran. Tidak heran jika seorang politisi Prancis sekaligus Perdana Menteri pertamanya, Charles de Gaulle, berkata, "Saya heran jika orang percaya apa yang saya sampaikan, sebab saya sendiri tidak percaya." Dalam pandangan budaya Bugis, dikenal ungkapan dalam sebuah narasi bahwa politisi digambarkan, "Balle-balle pammulanna, ceko-ceko ri tanggana, pettu perru ricappana." Politik diaawali dengan kebohongan, dipenuhi tipuan ditengahnya, dan diakhiri dengan pengkhianatan. D

FOOTNOTE HISTORIS: AKIBAT KEANGKUHAN MANUSIA (1)

by Ahmad M. Sewang  Saat kapal Titanic hadir di awal abad ke-20, Disebutkan bahwa ia merupakan bukti kemajuan teknologi manusia yang paling pesat. Kapal Titanic termasuk kapal termewa, terlengkap, dan modern di awal abad ke-20. Tidak heran jika kapal ini paling dibanggakan pada pelayaran jauh antara Inggeris dan Amerika Serikat. Tetapi, kapal ini pula, membawa malapetaka kemanusiaan akibat keangkuhan manusia bahwa tidak akan bisa tenggelam oleh apa dan siap pun, termasuk Insinyur perancang kapal ini, Thomas Adrews, berkata, "Tuhan sendiri tidak akan bisa menenggelamkan kapal ini," katanya. Akibat keangkuhan manusia, tidak lama setelah berlayar dari Inggeris, kapal ini menabrak gunung es. Kapal itu tenggelam pada bulan April 1912 di Atlantik Utara, sampai sekarang kapal itu masih menjadi perhatian dunia. Bahkan, bagai Jasad Fira'un yang sengaja jenazahnya diawetkan Tuhan sebagai pelajaran bagi manusia yang datang kemudian. Demikian pula bangkai kapal ini masih awet di bawa

FOOTNOTE HISTORIS: PENAMAAN SEBUAH INSTITUSI

by Ahmad M. Sewang  Penamaan sebuah institusi di sebuah suku bangsa ada yang mendasarkan pada tujuan institusi itu didirikan, jika tujuannya agar sehat walafiat, maka dinamakanlah tempat itu sesuai tujuan didirikanya. Karena tujuannya untuk sehat, maka ia dinamakan Rumah Sehat. Ini juga sekaligus menjadi sebuah doa dan harapan agar tambah sehat setelah menginap di sana. Penamaan demikian bisa ditemukan dalam literatur Arab, yaitu المستشفى yang maknanya tempat untuk menyembuhkan. Berbeda dengan bahasa Belanda, tempat untuk menyembuhkan ditulis "siekenhuis" yang artinya rumah sakit. Begitu lama bangsa Indonesia terjajah, maka kebudayaan kolonial ikut berpegaruh ke Indonesia. Di antaranya, tentang penamaan institusi rumah sakit yang langsung ditransfer dari bahasa Belanda di atas. Itu mungkin sebabnya,  orang sakit yang masuk ke sana justru bertambah sakit karena harapan yang ada untuk sakit, karena itu ada orang tua berkata, sekalipun rumah sakitnya istimewa dan pengobatannya b

FOOTNOTE HISTORIS: ORANG TUA DAHULU BISA MENAMATI 30 JUZ ALQUAN DALAM TEMPO 2-3 HARI

by Ahmad M. Sewang  Demikian sebuah message dari Sahabat Drs. H. Aminullah Makmun yang sengaja dikirim lewat fasebook saya. Dahulu orang tua, begitu rajin membaca, seperti buku Ihya Ulumuddin bagi mereka- yang mencari jalan mendekatkan diri menuju Tuhannya. Hanya dalam tempo dua-tiga hari buku itu sudah tamat. Demikian pula Alquran yang tiga puluh juz itu, juga tamat 2-3 hari. Padahal di antara yang membaca Alquran itu, sebagian buta huruf latin. Dahulu jika sedang bulan Ramadan jika jalan menuju masjid kedengaran penduduk membaca Alquraan di kiri-kanan lorong di atas rumah-rumah penduduk. Sekarang, perhatian tambah banyak, belum selesai satu datang lagi kerjaa yang lain, sehingga tidak bisa lagi fokus hanya membaca, membuat tidak lagi bisa menamati 2-3 hari buku-buku seperti di atas. Daya baca tidak similitantsi lagi seperti dahulu, belum lagi motivasi mendapatkan pahala dan juga tak ada gangguan. Sekarang tidak bisa lagi terpocus seperti orang tua dahulu. Manusia masa kini menghendak