ISLAM DAN PKI PERSPEKTIF SEJARAH SULAWESI SELATAN

by Ahmad M. Sewang

Ternyata jaringan komunis di Indonesia berbeda di satu provinsi dengan provinsi lain. Di Pulau Jawa memiliki jaringan yang sangat intensif dibandingkan di Sulawesi (Selatan, Tenggara, dan Barat). Sekalipun seluruh Indonesia perolehan suara PKI nomor empat setelah PNI, Masumi, dan NU, bahkan komunis di Indonesia termasuk negara nomor tiga paling banyak pengikutnya di dunia setelah RRC dan Uni Sovyet dilihat dari hasil pemilu pertama 1955.

Di Indonesia banyak umat Islam masuk menjadi anggota partai Komunis bahkan di pertengahan pertama abad ke-20 Partai Syarikat Islam disusupi paham Komunis. Pengaruh Komunis lewat tokoh-tokoh muda seperti Semaoen, 
Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan Syarikat Islam
 pecah menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-komunisme. Nanti setelah tahun 1921 baru dilakukan penegakan disiplin partai oleh Abd. Muis dan Agus Salim. Mudahnya penyusupan terjadi karena memiliki common enemy atau musuh bersama, yaitu kolonialisme dan kemiskinan. Aidit pun sebagai Ketua Umum PKI adalah tokoh yang berlatar belakang keluarga ulama di Sumatera.

Berbeda di Provinsi Sulawesi PKI agak sulit berkembang, sekalipun para pengurusnya banyak muslim awam bahkan ada yang bergelar sayyid (mengaku keturunan Nabi saw.). Pengurus untuk Komite Wilayah Sulawesi dan Maluku adalah Anwar Kadir dan Aminuddin Muchlis yang berpusat di Jln Sungai Lamboto, sedang di Komite Bantaeng yang didirikan 15 Pebruari 1954 di bawah kepengurusan para Sayyid (keturunan Nabi saw.,) yaitu Sayyid Sakaratuan, Sayyid Djalaluddin, dan Sayyid Muhammad MA.

Di Pulau Jawa PKI mampu meraih suara  yang signifikan, tetapi di Sulawesi, Khususnya Selatan, Tenggara (terbentuk 1960) dan Sulawesi Barat (terbentuk 2004) sangat sulit berpengaruh bahkan pada pemilu 1955 tidak punya wakil di DPR RI.

Faktor penyebabnya sehingga sukar berkembang karena pengaruh Kahar Muzakkar dengan DI/TII-nya, Partai Masyumi, NU, dan Muhamadiyah, yang telah menjadi batu sandangan komunis yang berpaham anti Tuhan, seperti inilah hasil penelitian Idwar Anwar. Itulah yang menjadi faktor penyebab Komunis sulit berkembang di Sulawesi (Selatan, Tenggara, dan Barat). Idwar berjanji, "akan melanjutkan penelitian lanjutan sampai 1965," katanya lewat telepon. Kita tunggu saja!

Kenapa banyak umat Islam awam tertarik menjadi anggota PKI? Insya Allah, akan dikemukakan pada seri berikutnya. Namun jika ada netizen yang ingin mengembangkan tulisan ini, saya tentu sangat berterima kasih. Tulisan ini mungkin adalah pengulangan. Menurut ulama, Rangib al-Asqalani, pengulangan kisah atau kata dalam Alquran, walau setiap pengulangan selalu ada tambahan dari yang sebelumnya, menunjukkan pentingnya kisah itu, sama dengan kisah PKI, jika terjadi pengulangan, juga dianggap penting untuk tetap memelihara kewaspadaan terhadap bahaya laten mereka.

Natijah:
Semakin dalam dan meluas pengetahuan agama seseorang akan semakin sulit menerima propaganda Komunis yang ateis.

Wasalam, 
Makassar, 04 Oktober 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR