KHAZANAH SEJARAH:HASIL RISET SEORANG MAHASISWA MUSLIM TERHADAP KRISTEN

by Ahmad M. Sewang 

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengatahuan, dunia masa kini pun mengalami perubahan begitu cepat, sekaligus semakin berani membuka diri dari hasil riset objektif orang lain. Perguruan Tinggi Islam dahulu hanya menerima mahasiswa muslim, tetapi sejalan perkembangan zaman, maka juga sudah menerima mahasiswa non-muslim, bersamaan dengan itu, dubuka juga prodi-prodi umum. Jangankan prodi umum prodi agama pun menerima mahasiswa non-muslim,seperti di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. ProdI perbandingan agama sudah lama diperbolehkan membahas agama non-muslim dan sudah banyak dipraktikan. Dengan tujuan untuk membangun kesepahaman dan kemaslahatan bersama dan meminimalisasi kecurigaan sosial yang tidak perlu, selanjutnya akan terjadinya hubungan interaksi positif dengan orang beda agama. 

Seorang alumni PPs UIN Alauddin, Dr. Abdullah Thalib telah berani menembus batas, melakukan riset untuk penulisan disertasi tentang "Konsep Keselamatan dalam Agama Katolik dan Islam." Untuk tidak menimbulkan kasalahapahaman, maka pembimbingnya pun direkrut dari seorang pastor dan scholar muslim, sedang pengujinya dari pendeta dan juga scholar muslim.

Beberapa waktu setelah promosi berlangsung, saya tanyakan pada penelitinya tentang reaksi masyarakat tentang hasil risetnya. Beliau bersyukur sebab tidak ada reaksi berlebihan kecuali yang menentang berasal dari kelompok LPPI dan kelompok Salafi. Namun, saya sampaikan padanya, reaksi itu tetap perlu diperhatikan argumennya, apa memiliki nash qat'i atau argemen sendiri yan bersifat penafsiran pribadi. Dalam sejarah Islam di masa awal, kelompok Khawarij menentang Perdamaian Shiffing juga dari penafsiran Alquran yang bersifat pribadi, lalu mengambil kesimpulan bahwa semua yang terlibat dalam Perdamaian Shiffing adalah menyalahi Alquran dan hukumnya kafir serta halal darahnya, maka dilakukanlah pembunuhan pada Ali r.a. pada 19 Ramadan di masjid Raya Kufah dengan pedang beracun.

Berbeda dengan negara yang sudah sampai ke tingkat peradaban tinggi. Mereka tidak hanya mengetahui apa yang dilarang pada keyakinan agamanya juga agama lain. Ketika kami riset di Leiden, tiba-tiba dapat undangan dari Henri Krimer, sebagai pusat misiologi untuk mengajak diskusi seorang pendeta dari Indonesia dalam upaya pengembangan agama Kristen di Belanda. Sebelum masuk di Aula justru pendeta mendatangi kami agar duduk dulu sementara menunggu karena mereka sedang misa (ibadah). Jadi mereka lebih paham bahwa kami sebagai muslim tidak boleh melakukan singkritisme dalam ibadah.

Pada negara-negara yang tingkat peradabannya belum maju, belum bisa memahami batas dari masing-masing agama. Walau demikian tidak bisa juga dilakukan batas-batas itu secara berlebihan. Bahkan jangankan menulis tentang agama di luar Islam, sesama muslim saja, seperti LPPI yang berbeda aliran dan mzhabnya pasti mereka larang. Mereka ini merasa hanya pahamnya, alirannyanya, atau mazhabnya saja paling benar, di luar itu semuanya salah. Mereka secara a priori tanpa lebih dahulu membaca hasil risetnya bahwa apakah penelitian dilakukan secara benar dan objektif.

Mereka yang pergaulannya terbatas, pasti penuh kecurigaan disebabkan mereka tidak pernah atau terbiasa berinteraksi di luar agama yang dianutnya, kecuali hanya pada kelompoknya sendiri. Sementara hasil riset Dr. Abdullah Thalib kembangkan telah melewati beberapa kali persidangan. Dalam hubungannya tentang masalah Keselamatan antara Katolik dan Islam, telah dikritisi oleh promotor baik dari pendeta atau pun promotor dari muslim, sedang pengujinya dari pastor dan scholar muslim yang telah mendalami perbandingan agama bahkan telah melewati sidang munaqasah secara resmi. 

Tulisan ini sengaja diposting untuk mengetahui peristiwa yang sedang terjadi di dunia ilmu pengetahuan. Walaupun saya tidak menpostingnya, misalnya, namun cepat atau lambat pasti kejadian ini akan diketahui. Memposting awal sama dengan membantu mengurangi kekagetan. Insya Allah postingan yang akan datang tentang Disertasi Hannas, seorang pendeta dengan judul Disertasi, "Islam sebagai Rahmatan lilalamin." Objek penelitiannya di New York, yaitu Dakwah Islam Imam Syamsi Ali. Universitas tempat penelitiannya di PPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wassalam,
Makassar, 27 Mei 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR