KHAZANAH SEJARAH: RESOLUSI TAHUN 2022

by Ahmad M. Sewang 

Apa itu resolusi? 
Resolusi atau rencana Tahun 2022  merupakan harapan yang penuh optimis untuk diraih sesuai yang dicitakan. Dalam Dictionary Cambridge, resolusi tahun baru adalah janji yang dibuat pada diri sendiri agar lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk bisa berjalan mulus, maka harus diprogramkan lebih jelas, spesifik, realistis, terukur, relevan dengan kondisi diri, serta terjangkau dari segi waktu dan kemampuan.

Bukankah Nabi mengingatkan bahwa orang yang sukses adalah harinya hari ini lebih baik dari hari atau tahun kemarin? Bukan sebaliknya bahwa harinya hari ini sama halnya dengan hari atau tahun kemarin, apalagi lebih buruk. Jadi Nabi mendorong umatnya agar selalu lebih baik dari hari ke hari atau dari tahun ke tahun sehingga mereka bisa disebut orang sukses. Itu juga doa yang digariskan dalam Alquran agar optimis untuk meraih bahagia di dunia dan di akhirat. Di sinilah ajaran keseimbangan diperkenalkan dalam Islam antara kesuksesan dunia dan kebahagian akhirat. Resolosi juga harus mampu sesekali menolek ke belakang, pada tahun sebelumnya tentang sukses yang telah diilewati untuk dilanjutkan, serta kegagalan yang menghadang sebagai pelajaran untuk tidak diulangi sehingga tidak terjatuh pada lubang yang sama kedua kalinya.

Membuat resolusi bagaikan seorang driver yang sedang membawa mobil ke suatu tujuan, ia sekali-sekali harus melihat ke kaca spion agar perjalanannya tidak tertabrak dan bisa selamat dalam perjalanan dan sampai di tujuan dengan aman. Seorang yang sudah menetapkan resolusi, ia harus bergerak terus, bagai pengendara sepeda kapan berhenti mengayun akan terjatuh dengan sendirinya. Ia harus tetap mengayun sepedanya untuk cepat sampai ke tujuan. Ia bak air mengalir terus dan tidak membiarkan dirinya tergenang di satu tempat. Kapan tergenang, lama kelamaan akan membusuk. Muslim yang baik adalah selalu dalam keadaan hijrah. Definisi hijrah adalah bergerak tanpa mengenal halte, dari negatif menuju positif dan dari positif atau plus menuju ke plus-plus, seperti kata Nabi, 
لاينقطع الهجرة مادام العدو يقاتل
Hijrah tak akan berhenti sepanjang musuh masih menghadang (di depan mata).

Apa musuh umat sekarang? Satu di antaranya adalah kebodohan. Kebodohan bukan hanya tidak cerdas secara intelektual juga tidak cerdas secara spritual. Kecerdasan inilah yang tidak dimiliki umat, membuat sangat mudah dipecah belah orang yang tidak suka pada mereka. Karena itu salah satu resolusi yang perlu dipikirkan tahun 2022 ini adalah adalah pantang berhenti dalam memberi pencerdasan pada umat. Satu di antaranya adalah lewat tulisan atau dakwah bi al-qalam. Sebab dakwah bi al-qalam lebih bertahan dan abadi daripada dakwah bi al-qaul yang banyak dipragakan selama ini.

Karena tu pula, resolusi tahun 2022 lebih ditujukan kepada para sahabat yang mengambil bidang spesialisasi sebagai tenaga pengajar dan mubalig. Profesi sebagai tenaga pengajar apalagi dosen mengharuskannya menulis dalam mengejar karier. Tak mungkin seorang tenaga pengajar mencapai kariernya tanpa menulis. Demikian halnya mubalig perlu diingatkan dakwah bi al-qalam jauh lebih abadi dari dakwah bi al-qaul.
Sayyid Quthb pernah berkata bahwa, "Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala." Beliau memang hidup dalam penjara rezim Mesir, tetapi tulisannya terus-menerus mempengaruhi orang di masanya sampai sekarang, sekali pun beliau sudah lama dipanggil Sang Khalik, Allah swt.

Ungkapan Sayyid Qutub tersebut di atas telah memotivasi penulis untuk menulis dan menulis. Setiap hari saya memposting tulisan, namun karena permintaan redaktur media yang memuat tulisan itu membatasinya minimal dua tulisan dalam seminggu agar bisa dimuat. Saya juga bisa menambahkan bahwa tahun 2019 dan 2020 masing-masing saya bisa meninggalkan sebuah buku, walau dengan hanya mengetik satu jari karena sakit. Tahun 2021 sekali pun masih dalam pemulihan bisa menulis dua buku. Semoga  tahun 2022 ini bisa lebih dari itu, sebab sudah ada satu-dua buku yang siap naik cetak. Inilah motivasi diberikan Nabi saw. bahwa seorang muslim harus lebih naik dari tahun sebelumnya.

Untuk apa mengungkapkan ini semua? Bukankah itu namanya, puji ale alias ria? Saya berharap semoga tidak demikian, sebab niat saya adalah untuk memberi motivasi kepada para sahabat; Pertama, "Orang sakit saja bisa menulis, apalagi orang sehat walafiat." Kedua, "Daripada membikin perdebatan di WA yang tidak berujung dan bisa meninggalkan kesan negatip, lebih baik meninggalkan legacy tulisan untuk anak cucu yang akan datang." Kesempatan ini pula saya ingin mengucapkan terima kasih pada Dr. Abbas Langaji, mantan Direlktur PPs IAIN Palopo (beliau muhaddisin), telah mengumpulkan dan melengkapi tentang seri tulisan saya di akhir tahun 2021 tentang "Kontroversi Mengucapkan Selamat Hari Natal," untuk dibuat sebagai buku saku. Buku saku itu dimaksudkan agar persoalan yang sama tidak berulang setiap akhir tahun. Inisiatif Langaji, sesuai permintaan para netizen, antara lain Dr. Supa Atha'na dari Unhas. Inisiatif tersebut saya iya-kan, Langaji pun akan mengirimkan pada saya drafnya salam waktu dekat. Saya respon inisiasi itu dengan mengatakan, "Memang, ada baiknya drafnya dikirim pada saya sebelum diterbitkan, agar teks aslinya dalam bahasa Arab bisa dilengkapi seperti fatwa ulama salaf dan khalaf, seperti fatwa Ibn Hajar al-Haitami,  Wahbah al-Zuhayli, Syekh Yusuf al-Qardhawi, dan ulama lainnya.

Akhirnya, sekalipun sudah dibuat resolusi tahun 2022, dengan segala ikhtiar dan usaha. Manusia hanya bisa membuat resolusi, namun resolusi Yang Maha Kuasalah yang jadi. Karena itu, tentu segala bentuk resolusi diserahkan hanya kepada-Nya berdoa dan berikhtiar. Amin!

Wasalam,
Makassar, Awal Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR