KHAZANAH SEJARAH: PERILAKU BERLEBIHAN DILARANG AGAMA

by Ahmad M. Sewang 

Di antara kata yang banyak diintodusir dalam khazanah perbendaharaan bahasa Indonesia dalam pergaulan umat beragama sekarang ini adalah, "modeterasi." Kata itu banyak tersebar karena sudah menjadi program kerja kementerian agama. Beberapa dekade lewat, saya berkenalan seorang sastrawan yang juga dikenal Panglima Puisi, Husni Djamaluddin. Saya satu jamaah jamaah dan memiliki hubungan intens dengannya, mungkin dilatarbelakangi satu paguyuban serta berasal dari daerah yang sama. Beliaulah yang mengajarkan bahwa jika ingin mengenal hakikat makna satu kata, maka salah satu cara carilah antonim kata itu. Berdasarkan petunjuk tersebut, saya berusaha mencari antonim kata moderasi. Dalam kamus bahasa diartikan excessif atau berlebihan yang dalam bahasa sehari-hari sering disebut ekstrim. Jadi lawan moderasi adalah ekstrim. 

Ketika membahas buku Syekh Yusuf al-Qardawi berjudul, الصحوة الاسلامية di sana saya menemukan sebuah hadis dalam musnad Ahmad, Nabi saw. bersabda:
Suatu saat didepan para sahabat, Rasulullah saw. membuat garis lurus (secara verikal) dengan tangannya. Kemudian berkata, "inilah jalan Allah yang lurus," kemudian beliau membuat lagi garis (horozontal) dari sebelah kanan (melintasi garis vertikal tadi melewati) ke kiri. Kemudian berkata  jalan ini bukan jalan lurus, kecuali jalan syaitan yang mengajak padanya. Kemudian Nabi membaca QS al-An'am: 153 yang artinya,
... dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian   diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. Saya pernah melukis hadis ini, garis tengah tadi disebut wasatiah, seperti disebut dalam lanjutan hadis itu, semakin jauh kekiri disebut (ekstrim) kiri dan semakin jauh ke kanan disebut (ekstrim) kanan. Sebaliknya semakin ke tengah disebut wasatiah atau moderasi.

Berlebihan dalam perilaku apa saja dilarang,  termasuk menulis, makan, minum, cinta, dan benci semuanya tida boleh dilakukan secara berlebihan, melainkan dengan apa adanya atau bersikap sedehana. Mencintai dunia secara berlebihan tidak diperbolehkan. Iihat QS an-Naziat, ayat 37, 38, dan 39: 
فَأَمَّا مَن طَغَىٰ
وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

Adapun orang yang melampaui batas,
dan lebih mengutamakan kehidupan ekr dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).

Terakhir saya ingin menunjukan sebuah hadis dari Anas bahwa beribadah sendiri dilarang dilakukan secara berlebihan, yaitu:
Dari Anas r.a. berkata, telah datang tiga orang ke rumah isteri-isteri Rasulullah saw., mereka bertanya tentang ibadah Nabi saw., tatkala mereka diberitahu seakan berpendapat ibadah mereka terlalu sedikit. Mereka lalu berkata, dimana posisi kami dibanding dengan Nabi saw. Padahal Nabi telah diampuni dosa-dosanya terdahulu dan yang kemudian. Salah seorang di antara mereka berkata, "Saya akan salat malam selamanya." Yang lain berkata,  ,"Saya akan berpuasa sepanjang tahun dan tidak akan berbuka." Yang lain lagi berkata, "Saya tidak akan kawin selamanya., Tiba-tiba Nabi datang pada mereka dan berkata, "Kalian telah berkata, begini dan begitu, demi Allah, saya paling takut dan takwa pada-Nya, akan tetapi saya puasa dan juga berbuka, saya salat juga saya tidur,  dan saya juga kawin dengan wanita. Barang siapa yang benci atau tidak mengikuti sunnahku, bukan dari golongan saya." Muttafaqun alaih.

Demikian halnya berpikir juga dilarang secara berlebihan, apalagi yang dipikirkan itu belum jelas. Jika berpikir berlebihan itu dituangkan dalam tulisan spekulatif, maka akan menimbulkan debat kusir tak berujung pangkal. Belum lagi tulisan ekstrim dilawan dengan ekstrim yang sama, maka akan semakin menjadi-jadi. Itulah yang banyak terjadi di medsos yang setiap saat mengganggu pikiran. Saya khawatir kita juga termasuk ashabul yamin atau ashabul syimal alias ekstrim, seperti sabda Nabi saw. di atas.
 
Wasalam,
Makassar 18 November 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR