ALLAH TELAH MENYELAMATI KELAHIRAN ISA AS: BAGAIMANA SAYA TIDAK MENYELAMATI KELAHIRANNYA?

Ahmad Mujahid

Salah satu wacana yang selalu diperbincangkan bahkan diperdebatkan di kalangan umat Islam termasuk di kalangan para ustaz adalah ucapan selamat kepada kelahiran Nabi Isa as. yang diduga oleh kaum Nasrani jatuh pada tanggal 25 Desember. Tajam dan kerasnya perdebatan tersebut, tergambar dengan jelas, dengan adanya gerakan saling salah menyalahkan di kalangan orang dan atau kelompok umat dengan ustaznya masing-masing. Bahkan tidak jarang ada kelompok yang melakukan gerakan takfiri yakni menuduh kelompok yang membolehkan mengucapkan salam doa keselamatan atas kelahiran Isa as. pada tanggal 25 Desember telah kafir. 

Fenomena perbedaan yang begitu keras, tajam dan viral di medsos, telah mengusik pikiran filosofiku, untuk ikut terlibat berbincang tentang ucapan selamat natal atas Nabi Isa as. Namun perlu lebih awal penulis tegaskan, bahwa tulisan ini, hanya sebagai bahan pertimbangan dan sama.sekali tidak bermaksud menyalahkan pandangan yang berbeda dengan tulisan ini, apalagi melakukan takfiri atas mereka. Nauzu billah min zalik. Berikut uraian tentang ucapan salam keselamatan atas kelahiran atau natal.Nabi Isa as.

Dalam al-Quran, ditemukan ayat yang menegaskan bahwa Allah sendiri mengucapkan salam keselamatan atas kelahiran Nabi Isa as. Ucapan salam keselamatan Allah tersebut diucapkan dan dicontohkan langsung oleh Nabi Isa atas dirinya. Seperti terdapat dalam QS. Maryam/ 19: 33.

Dalam ayat 33 surah ke 19 tersebut, Nabi Isa as. mengucapkan salam doa keselamatan atas dirinya, baik di hari natalnya atau kelahirannya, maupun di hari kematiaannya. Demikian pula.di hari kebangkitannya. Ucapan salam keselamatan yang sama juga ditujukan kepada Nabi Yahya as., seperti dapat dipahami.kandungan QS. Maryam/ 19: 15. Dan tentunya ucapan salam.keselamatan juga patut.diucapkan kepada.seluruh nabi dan rasul Allah, khususnya kepada.Rasulullah Saw. Buktinya ketika menyebut nama para nabi dan rasul Allah selalu diikutkan dan dilekatkan kalimat alaihis salam (as.) dan terkhusus untuk Rasulullah diikutkan kalimat Shalla Allah alaihi wa sallam (Saw.).

Bertolak dari ayat 33 dalam surah Maryam tersebut, penulis pahami, bahwa mengucapkan salam keselamatan sebagai sebuah doa sangat dibutuhkan di hari kelahiran seseorang, bahkan oleh seorang nabi dan rasul Allah sekali pun. Kalau para nabi dan rasul Allah saja membutuhkan, lalu bagaimana dan atau apalagi saya dan mereka yang bukan nabi dan rasul Allah. Oleh karena itu, menurut penulis, jika ada orang yang mengucapkan salam doa keselamatan di hari kelahiran dan atau di hari ulang tahun kelahiran seseorang, maka ucapan orang tersebut merupakan ucapan perhormatan (tahniyah) kepada seseorang yang telah lahir, baik di hari kelahirannya, maupun di hari ulang tahun kelahirannya. Termasuk dan terkhusus mengucapkan salam keselamatan atas Nabi Isa as. di hari kelahiran dan di hari ulang tahunnya, yang diduga keras jatuh pada tanggal 25 Desember tahun Masehi.

Berdasarkan ayat 33  dalam surah Maryam tersebut, juga penulis pahami bahwa ucapan doa salam keselamatan kepada seseorang terkhusus kepada para nabi dan rasul Allah, juga sangat dibutuhkan di hati kewafatan atau kematian seseorang. Dari sini, maka penulis ingin tegaskan bahwa mengadakan dan mentradisikan kegiatan haul untuk para wali, alim ulama, syekh-syekh tarekat bukanlah sesuatu yang keliru apalagi dinyatakan bid'ah sesat. Kalau seorang nabi dan rasul serta para wali, membutuhkan ucapan salam doa keselamatan di hari wafatnya, apalagi saya yang dipenuhi beban dosa yang banyak dan berat serta sedikit kebajikan dan ketaatan. Demikian pula mereka yang tidak.tergolong sebagai alim ulama, syekh, wali dan nabi serta rasul Allah. Menurut penulis, sudah saatnya kita mentradisikan kegiatan ucapan salam doa keselamatan untuk kedua orang tua kita, anak istri, saudara dan keluarga lainnya serta untuk siapa pun yang kita cintai di hari kewafatannya. Kegiatan yang demikian ini, dikenal dengan istilah kegiatan haul oleh kalangan nahdiyiin. 

Bahkan berdasarkan surah 19 ayat 33 tersebut, ucapan salam doa keselamatan juga sangat dibutukan di hari kebangkitan seseorang termasuk seorang nabi dan rasul Allah alaihus salam. Namun perlu penulis tegaskan bahwa realisasi ucapan salam doa keselamatan di hari kewafatan dan kebangkitan seseorang sangat ditentukan oleh ucapan dan realisasi salam.doa keselamatan ketika ia lahir dan menjalani hidup dan kehidupannya di dunia yang terbatas, singkat, sementara dan fana ini.  

Dengan perkataan lain, jika seseorang ketika ia lahir dan menjalani hidup di dunia di atas jalan keselamatan, yang ditandai dengan berbagai manfaat dalam segala dimensi kehidupan,.khusus dimensi religius-spiritual, maka ia akan digolongkan dalam kelompok thayyibiin. Kelompok manusia thayyibiin ini, jika di hari kewafatannya atau ketika ia mengalami sakaratul maut, para malaikat khusus, utusan Allah datang kepadanya mengucapkan salam doa keselamatan untuknya dan  memerintahkannya masuk ke dalam surga kenikmatan abadi. Para malaikat memperlihatkan tempat yang akan ditempatinya nanti di surga akhirat. Dari sini juga penulis tegaskan bahwa manusia kelompok thayyibiin ini, ketika dibangkitkan, mereka disambut dengan ucapan salam doa keselamatan di hari kebangkitannya. Bahkan ucapan salam doa keselamatan menjadi kalimat tahniyah di rumah keabadian kenikmatan surgawi.

Bertolak dari uraian di atas, maka penulis ingin tegaskan secara pribadi yang mungkin berbeda dengan pandangan para pembaca.dan pendaras tulisan ini, bahwa ketika penulis mengucapkan salam doa keselamatan untuk nabi Isa as. di hari natalnya (kelahirannya) dan atau di hari ulang tahun kelahirannya, sesungguhnya saya hanya mencontohi nabi Isa as. dan Allah. Di mana Allah telah mengucapkan salam doa keselamatan kepada nabi Isa as. di hari kelahirannya, bahkan di hari kewafatannya dan di hari kebangkitannya. Ucapan salam doa keselamatan tersebut secara tegas telah dinyatakan sendiri oleh Nabi Isa as. untuk dirinya. 

Kalau saja Allah telah mencontohkannya, begitu juga nabi Isa as. Lalu bagaimana bisa saya menentang dan mengingkari serta tidak mengikutinya. Menurut saya pribadi, apabila saya melakukan apa yang kontra produktif dengan Allah dan nabi Isa as. maka itu petanda saya telah melakukan suul adab kepada Allah dan rasulNya, terkhusus kepada Rasulullah. Saw. Penulis merasa lebih berhak mengucapkan salam doa keselamatan kepada Nabi Isa as. di hari kelahirannya atau di hari natalnya dibanding kaum Nasrani. Penulis katakan demikian, karena saya adalah umat Muhammad Saw. yang tetap konsisten dalam ajaran tauhid.yang diajarkan Nabi Isa as. dan para.nabi dan rasul Allah sebelumnya yang kemudian dilanjutkan oleh Rasulullah Saw. Sementara kaum Nasrani telah menyimpang dari ajaran.tauhid Nabi Isa as.

Rasulullah Saw. pernah mencontohkan hal yang sama, di mana beliau merasa lebih berhak atas nabi Musa as. dibanding mereka kaum Yahudi.  Seperti dijelaskan dalam sebuah hadis yang relevan dengan keutamaan berpuasa di hari Asyura pada bulan Muharram. Puasa pada bulan yang dimuliakan Allah ini,  tidak dapat dilepaskan dari tradisi ritual kaum Yahudi sebagai umat Nabi Musa AS. 

Riwayat Ibnu Abbas, mengemukakan bahwa ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, orang-orang Yahudi sedang melakukan puasa pada hari Asyura. Kemudian seorang Yahudi mengemukakan kepada Rasulullah Saw. alasan mengapa mereka berpuasa pada hari tersebut. Yakni karena pada hari itu Nabi Musa as dan pengikutnya diselamatkan oleh Allah dari kejaran Fir'aun dan pengikutnya. Kami berpuasa sebagai bentuk.rasa syukur dan terima kasih kepada Allah. Mendengar penjelasan tersebut, Rasulullah Saw. menegaskan kepada kaum Yahudi bahwa saya lebih berhak atas Musa as. dibanding kalian. Lalu Rasulullah Saw. berpuasa dan menganjurkan umatnya berpuasa pada hari Asyura. Di mana kaum Yahudi pun dibiarkan berpuasa. Berikut riwayat hadis Ibnu Abbas. 
عن ابن عباس رضي الله عنهما أن رسول الله _صلى الله عليه وسلم_ قدم المدينة فوجد اليهود صياماً يوم عاشوراء، فقال لهم رسول الله _صلى الله عليه وسلم_: "ما هذا اليوم الذي تصومونه؟" فقالوا: هذا يوم عظيم أنجى الله فيه موسى وقومه، و أغرق فرعون وقومه، فصامه موسى شكراً، فنحن نصومه، فقال رسول الله _صلى الله عليه وسلم_: "فنحن أحق وأولى بموسى منكم" فصامه رسول الله _صلى الله عليه وسلم_ وأمر بصيامه"
Bertolak dari perbuatan dan sikap Rasulullah Saw. terkait dengan ibadah puasa yang dilakukan oleh kaum Yahudi pada 10 Muharram atau puasa Asyura, di mana beliau membiarkan orang Yahudi melakukan keyakinan dan ibadah puasanya, maka tidak salah kalau penulis merasa lebih berhak mengucapkan salam doa keselamatan di hari natal Nabi Isa as. dibanding kaum Nasrani. Pada saat yang bersamaan membiarkan kaum Nasrani merayakan hari natal Nabi Isa as.

Demikian pandangan penulis tentang ucapan salam doa keselamatan untuk Nabi Isa as. di hari natalnya, sebagai bahan pertimbangan untuk direnungkan. Pandangan saya, saya yakini benar tetapi sangat mungkin salah. Pandangan yang berbeda salah, namun sangat besar kemungkinan benar. Perbedaan pandangan itu menjadi rahmat selama tidak saling menyalahkan apalagi mengkafirkan satu sama lain. Jauhi sikap dan gerakan takfiri, karena akan merusak keimanan dan menghancurkan persatuan umat Islam. Wa Allah A'lam. Semoga manfaat dan mencerahkan. Amiin

Makassar, 27 Desember 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR