KHAZANAH SEJARAH:ANTARA KESALEHAN PRIBADI DAN KESALEHAN SOSIAL

by Ahmad M. Sewang 

Kesalehan pribadi atau kesalehan individual adalah hubungan baik antara manusia dengan Sang Pencipta. Hubungan itu disebut terpelihara baik jika serang makhluk.manusia mengikuti perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya,  itlulah yang disebut kesalehan pribadi. Sementara  kesalehan sosial adalah hubungan baik antarsesama makhluk manusia dengan tidak pernah menyakiti siapa pun, itulah yang dinamakan kesalehan sosial. Bila kedua kesalehan ini dihadapkan pada pilihan tentang mana yang lebih diutamakan, maka berdasarkan hadis Nabi kesalehan sosial lebih diutamakan daripada kesalehan individual. Karena itu pula kebaikan yang berhubungan dengan masyarakat jauh lebih prioritas.

Seorang ulama besar dunia dewasa ini, Ketua Uni Ulama se Dunia, Prof. Dr. Syekh Yusuf al-Qardawi sengaja menulis sebuah buku tentang skala perioritas dalam beragama dengan judul, Fiqh Aulawiyyat atau Fikih Prioritas. Untuk kepentingan tulisan pendek ini, saya sengaja mengutip pandangan beliau terbatas pada masalah ibadah puasa.

Al-Qardawi dalam membahas tentang masalah prioritas dalam beragama, selalu mendasarkan pemikirannya pada al-Qur’an dan hadis. Dalam masalah puasa beliau menulis. Kesalehan masyarakat lebih proritas dibanding kesalehan individu. Beliau berdasarkan pada hadis Nabi saw. yaitu:
،١- عَنْ أَبِي هريرة قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إَّلا الْجُوْعِ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَر (رواه النسائ 
Artinya, “Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, "Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasanya kecuali hanya lapar dan haus saja, dan berapa banyak orang yang bangun malam menunaikan salat, tidak mendapatkan pahala kecuali hanya berjaga malam.,” (HR An-Nasai).
Kenapa puasa dan salatnya tidak mendapatkan pahala? Karena sambil berpuasa dan salat malam juga merusak hubungan sosialnya dengan menyebarkan fitnah dan  kebohongan. Menyebarkan fitnah bukan hanya dengan lisan juga lewat tulisan di media sosial.
Hadis kedua, al-Qardawi mengutip H.R. Ahmad sebagai berikut,
٢- قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ ‏"‏ ‏.‏ قَالُوا بَلَى ‏.‏ قَالَ ‏"‏ إِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ وَفَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ الْحَالِقَةُ ‏" رواه احمد
"Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih utama daripada derajat salat, puasa, dan sedekah? Yaitu mendamaikan (merukunkan) antar manusia (yang berselisih), sebab kerusakan hubungan antar manusia adalah pemangkas (pembinasa).
Kelebihan itu disebabkan bahwa juru damai lebih memberi kemaslahatan orang banyak daripada kemaslahatan secara pribadi.

Natijah,
1.Tulisan ini menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang selalu memelihara keseimbangan antara hubungan baik pada al-Khalik, Allah swt. dan hubungan baik pada sesama makhluk manusia.
2. Bila dihadapkan pada sebuah pilihan mana yang harus lebih diutamakan antara keduanya, maka hubungan baik pada sesama manusia harus diprioritaskan, karena menyangkut masalah kesalehan sosial.

Wassalam, 
Makassar, 3 Ramadan 1442 H/14 April 2021 M

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR