KHAZANAH SEJARAH:PERBEDAAN YANG DISYARIATKAN DAN KONFLIK YANG DIBENCI

by Ahmad M. Sewang

Perbedaan dalam masalah furu' telah muncul sejak di masa sahabat. Nabi saw. pun mengakomodasi perbedaan itu tanpa perlu menyalahkan salah satu di antara sahabat yang berbeda. Kemungkinan pendapat tersebut di atas yang memotivasi Syekh Yusuf al-Qardawi menulis sebuah buku yang maknanya dapat diartikan, "Perbedaan yang disyariatkan dan Konflik yang tercela." Konflik baik dalam Alquran atau pun dalam hadis adalah sesuatu yang harus dihindari.

Salah satu keteladanan yang di-legacy-kan oleh Nabi saw. yang dipraktekan oleh dua orang sahabat yang sering berbeda, sehingga para sejarawan mencatatnya bahwa sahabat Abu Bakar selalu menampakan sikap رحمة atau kasih sayang dan bijaksana sedang Umar ibn Khattab selalu menampakan sikap قوة atau sikap kekuatan dan ketegasan.

Suatu ketika keduanya dipanggil oleh Nabi saw. untuk dimintai pendapat dan saran tentang tawanan perang. Abu Bakar memberi saran, 
• فقال أبوبكر: يارسول الله قومك واهلك....... 
Abu Bakar memberi saran, "Mereka itu adalah kaummu dan keluargamu ... ."
Sebaliknya, Nabi menolek kepada Umar dan dimintai saran. Umar menjawab:
• وقال عمر: يا رسول الله كذلك واخرجوك،
Umar memberi saran, "Ya, Rasulullah, demikian itu prilaku mereka dan mengusirmu."

Abdullah yang meriwayatkan hadis tersebut mengatakan, Rasulullah saw., diam dan tidak menjawab, kemudian masuk ke kemahnya, kemudian keluar kembi sambil berkata “Wahai Abu Bakar, engkau seperti Nabi Isa as. yang berkata:
• إِن تُعَذِّبۡهُمۡ فَإِنَّهُمۡ عِبَادُكَۖ وَإِن تَغۡفِرۡ لَهُمۡ فَإِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ١١٨ 
(Jika Engkau menyiksa, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
Sebaliknya, Nabi menolek kepada Umar sambil berkata, “Sesungguhnya engkau wahai Umar tak ubahnya seperti Musa a.s. sambil berkata,”
• وقال موسى .... ربنا اطمس على أموالهم واشدد على قلوبهم فلا يؤمنوا حتى يروا العذاب الأليم  
( Musa berkata: ".........Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih).
Tidak ada satu pun di antara keduanya langsung disalahkan oleh Nabi, bahkan keduanya, masing-masing, disamakan kepribadian keduanya dengan Nabi Isa a.s  dan Nabi Musa a.s. Berbeda dengan manusia masa kini langsung menyalahkan, malah ada yang mengafirkan hanya karena berbeda sedikit dalam praktek keagamaan. Padahal perbedaan adalah al-sarwah dalam rangka berfastabiqul khaerat.

Wassalam,
Makassar, 3 Desember 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR