KHAZANAH SEJARAH:MENGHINDARI SIKAP FANATISME

by Ahmad M.  Sewang 

Menghindari segala bentuk sikap fanatisme. Itulah pesan utama Syekh Yusuf al-Qardawi dalam bukunya, Al-Shahwah al-Islamiah. Fanatisme adalah keyakinan pada sesuatu yang dilakukan secara berlebihan, misalnya, fanatisme pada satu pendapat, termasuk pendapat sendiri, fanatisme terhadap mazhab, partai, organisasi, negeri, daerah, dan sebagainya. Fanatis secara berlebihan memang tidak dibolehkan karena bisa berdampak negatif dan menghilangkan sikap objektif dalam memandang sesuatu. Fanatisne dapat juga didefinisikan mencintai atau membenci sesuatu secara berlebihan sebab bisa mengarah pada sikap fanatisme buta. Namun, melihat dan menilai sesuatu dengan apa adanya justru dibenarkan dan seharusnya diamalkan.

Salah satu bentuk sikap fanatis yang bisa mengarah pada fanatisme buta atau blind fanatic adalah fanatik pada pendapat sendiri atau تعصب للرئى. Fanatisme terhadap pendapat sendiri, hanya dirinya saja yang merasa paling benar, di luar dirinya adalah salah. Menurut Nurchalish Madjid, fanatisme pada pendapat sendiri sama dengan telah menciptakan berhala baru dalam dirinya yang dalam al-Quran disebut ILAH. Cara memerangi Ilah atau berhala baru itu dengan menampilkan kerendahan hati, seperti Imam Abu Hanifah, beliau terkenal dengan ucapannya, "Inilah pendapatku terbaik yang saya usahakan, tetapi jika ada pendapat lain yang lebih baik dari yang saya usahakan. Itulah yang lebih berhak diikuti."

Saya memang biasa menulis tentang sejarah daerah, bukan berarti fanatik kepada daerah tertentu, tetapi semata-mata dilihat dari perspektif keilmuan, yaitu untuk mengetahui sejarah perkembangan sosial suatu daerah pada kurun tertentu  sehingga bisa membedakan  dengan masa kini setelah melewati perkembangan sosial.

Jangankan beberapa dekade lalu, namun baru saja kejadian misalnya, sudah dapat melihat perubahan demi perubahan. Wartel pernah menjamur di mana-mana, tidak lama kemudian digantikan handphone yang kini hampir semua orang memilikinya. Taksi pernah menjadi kebutuhan pokok masyarakat kota dalam transfortasi, kini harus gulung tikar dan segera digantikan Grab yang dapat dengan mudah meraih penumpang  dengan menggunakan komunikasi online. Semakin panjang kurung waktu yang dibentang melihatnya, maka akan semakin banyak perubahan bisa disaksikan. Karena itu, "Hindarilah sikap fanatisme pada sesuatu yang bersifat fana sementara," pesan al-Qardawi.

Wassalam, 
Makassar, 21 September 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR