Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

KHAZANAH SEJARAH: NEGERI ANTAH-BERANTAH SARAT ABAL-ABAL

by Ahmad M. Sewang  syahdan!  sebuah temuan benda purba di negeri antah-berantah lama tertimbung erupsi lava hasil riset arkeolog benda purba negeri ini pernah dilanda virus ganas epidemiolog menamai virus abal-abal belum ditemukan obatnya virus dengan cepat mewabah merambah ke negara tetangga epidemiolog pusing luar biasa sampai cari vaksin ke negeri China sayang virusnya makin mengganas di belakang epidemiolog baru sadar ternyata negeri Tirai Bambulah asalnya di sana pusat epicentrum virusnya lalu menular ke negeri tetangga menyerang semua strata dari pejabat tinggi negara sampai ke rakyat jelata epidomolog mulai putus asa tak berdaya lagi menghadapinya itulah nasib negeri antah-berantah raja diraja sendiri tertular hulubalang pun tambah ponga menterinya terlibat korupsi jatah seharusnya menolong rakyat ternyata sang pejabat tambah kaya rakyat miskin tambah melarat di tengah virus makin merajalela raja tak bisa memberi contoh ideal hanya mampu menjanjikan khayal putusan legislatif ju

LAUNCHING BUKU: MAYJEN (PURN.) H.M. AMIN SYAM, dengan PEJUANG TANPA MENGENAL HALTE

Ahmad Sewang Sebuah perhelatan Akbar dilaksanakan di Clario hotel tepat tanggal kelahiran H.M. Amin Syam, yaitu 12 Desember 1945. HUT ke-76 beliau bersamaan dengan launching buku dengan tema seperti judul di atas dengan pembahas utama dua orang pengamat sosial dan akademisi, yaitu:  Prof. Hamdan Johannes, Ph.D, M.A. (Rektor UIN Alauddin Makassar) dan Dr. Arqan Azikin, M.Sos, pengamat sosial politik yang masyhur. Buku yang  berjudu, Mayjen TNI (Purn.) ditulis sejumlah 24 kontributor dari para sahabat DMI, akademisi, dan teman-teman yang berkprah di tempat lain. Hari itu penuh kemeriahan, sebab terdapat tiga acara yang berlangsung dalam waktu bersamaan, yaitu 1) launching buku yang berjudul, Biografi ke-76 Mayjen TNI (Purn.), 2. Hari ulang Tahun ke-76 beliau, dan 3. HUT ke-9 RS Bahagia. Aktivitas ini adalah bagian dari efesinsi yang bisa dicontoh, seperti pesan nenek moyang, "Sekali mendayung dua tiga pulau terlampui."  Untuk itu saya ucapkan: بارك الله فيكم يغفر الله لنا ولكم

KHAZANAH SEJARAH: MENGUKUR PRESTASI SEBUAH KOMUNITAS DI DUNIA MASA KINI

by Ahmad M. Sewang  Salah satu metode untuk mengukur kemajuan sebuah komunitas (bangsa atau agama) adalah seberapa banyak mereka telah mendapat penghargaan di bidang iptek dan kemanusiaan yang diakui penghuni bumi masa kini? Seseorang tidaklah cukup jika ia hanya tinggal di dalam rumahnya sendiri tanpa peduli pada tetangga sekitarnya. Dia perlu sekali-sekali melihat keluar jendela, untuk membandingkan rumah huniannya dengan rumah orang lain. Sama halnya dalam berbangsa perlu sekali-sekali melihat ke jendela dunia tentang kemajuan bangsa lain atau sebagai umat perlu melihat capaian umat lain. Melihat capaian kemajuan bangsa lain sangat dibutuhkan sebagai ukuran capaian bangsa sendiri. Tentu saja secara khusus kemajuan di bidang peradaban dan kebudayaan, sebab yang berhubungan dengan ibadah tidak dapat dijadikan ukuran karena ia bersifat sabat yang tidak akan mengalami inovasi. Prestasi di bidang ilmu pengetahuan dan perdamain, yakni fisika, kimia, sastra, kedokteran, dan perdamaian yang

KHAZANAH SEJARAH: PROBLEMATIKA BUDAYA LITERASI

by Ahmad M. Sewang  Setiap akhir tahun DPP IMMIM melaksanakan sebuah perhelatan antara pengurus IMMIM dan para dai serta pengurus masjid se kota Makassar. Pertemuan yang dilaksanakan Sabtu, 4 Desemer 2021 lalu, saya istilahkan sunnatan hasanah, tradisi positif, karena juga digunakan untuk muhasabah. Pertemuan dilaksanakan dengan tetap mengikuti prokes, baik secara on line dan of line yang menurut laporan diikuti kurang lebih 200 peserta. Walau sebagian diikuti lewat webinar, namun tidak mengurangi antusiasme para peserta. Sambil membagikan jadwal khatib tahun 2022, juga melakukan evaluasi kinerja, pengurus DPP IMMIM, masjid, dan dai dengan pembicara,  1. Saya sendiri dengan tema, Problematika Dai dan Materinya 2. Ir. H.M. Ridwan Abdullah, M. Sc., tema, Evaluasi Kinerja Organisasi. 3. Dr. H. Nurhidayat M. Said, M.A., tema, Peningkatan Kualitas Masjid. Pada pertemuan tersebut dimoderatori oleh Hasan Pinang, S.Ag. M. Fil.i. Sedang yang memandu pertemuan on line adalah Dr. H.M. Ishaq Shama

KHAZANAH SEJARAH:SEMUA PENDAPAT IMAM MAZHAB, DASARNYA MERUJUK PADA ALQURAN DAN HADIS (1)

by Ahmad M. Sewang Bagian Pertama Dalam laporan pandangan mata Ibn Batutah, seorang pengembara Arab Maroko, singgah di Samudera Pasai pada tahun 1345 M. Ia mengagumi kemampuan Sultan al-Malik al-Zahir berdiskusi tentang berbagai masalah syariat Islam dan ilmu fikih. Menurut Ibn Batutah, Kerajaan Samudera Pasai menganut mazhab Syafii dalam fikih, al-Gazali dalam tasawuf, dan As'ary dalam teologi. Dari sinilah islamisasi berlangsung ke Kerajaan-kerajaan Nusantara yang sisa-sisanya masih banyak kita temukan dalam masyarakat sekali pun sudah berlangsung beberapa abad silam. Di usia masih remaja, saya masih mendengar dari masyarakat agar berhati-hati, sebab mazhab fikih terbaik adalah Syafii, teologi adalah al-As'ary, sedang dalam tasawuf adalah al-Gazali.  Seseorang tidak dibolehkan pindah-pindah mazhab agar mendapat jaminan keselamatan nanti di akhairat. Pindah mazhab hanya dibolehkan dalam keadaa darurat, seperti saat menunaikan ibadah haji. Alasannya, di tanah haram, di tengah k

SAATNYA MUI EVALUASI DIRI

by Ahmad M. Sewang  Ada pertanyaan mengenai usulan pembubaran Majlis Ulama Indonesia (MUI). Saya jawab dengan tegas bahwa MUI masih sangat dibutuhkan untuk memberi guidance pada umat, paling tidak sampai saat ini. Tidak baik berpikir secara berlebihan seperti satire seorang tua bijak, "Marahkan tikus rengkiang dibakar." Hanya saja MUI sebagai sebuah hasil produk manusia, pasti memiliki kekurangan dan itulah yang memerlukan evaluasi untuk disempurnakan, setelah stigma kecurigaan dalam masyarakat menyusul salah satu anggotanya ditangkap densus 88.  Karena itu, rekrutmen sebagai pengurus MUI, perlu dilengkapi persyaratannya selain syarat yang harus dimiliki sebagai pewaris Nabi, yaitu STAF (siddiq, tablig, amanah, dan fatanah) juga perlu persyaratan ideal lainnya, kuhususnya dalam menghadapi  masyarakat plural yang rawan perbedaan. Maksudnya MUI berperan aktif memelihara persatuan umat dan bangsa. Persyaratan ideal itu, yaitu: 1) Independensi, 2) Non-sektarian, 3) Inklusif, dan

KHAZANAH SEJARAH: PERILAKU BERLEBIHAN DILARANG AGAMA

by Ahmad M. Sewang  Di antara kata yang banyak diintodusir dalam khazanah perbendaharaan bahasa Indonesia dalam pergaulan umat beragama sekarang ini adalah, "modeterasi." Kata itu banyak tersebar karena sudah menjadi program kerja kementerian agama. Beberapa dekade lewat, saya berkenalan seorang sastrawan yang juga dikenal Panglima Puisi, Husni Djamaluddin. Saya satu jamaah jamaah dan memiliki hubungan intens dengannya, mungkin dilatarbelakangi satu paguyuban serta berasal dari daerah yang sama. Beliaulah yang mengajarkan bahwa jika ingin mengenal hakikat makna satu kata, maka salah satu cara carilah antonim kata itu. Berdasarkan petunjuk tersebut, saya berusaha mencari antonim kata moderasi. Dalam kamus bahasa diartikan excessif atau berlebihan yang dalam bahasa sehari-hari sering disebut ekstrim. Jadi lawan moderasi adalah ekstrim.  Ketika membahas buku Syekh Yusuf al-Qardawi berjudul, الصحوة الاسلامية di sana saya menemukan sebuah hadis dalam musnad Ahmad, Nabi saw. bersab

KHAZANAH SEJARAH: MENGENANG MTQ I INDONESIA DI MAKASSAR THN 1968

by Ahmad M. Sewang Sungguh senang berkenalan dengan Prof. Dr. H. Zainuddin Taha. Kesenangan itu disebabkan karena kami memiliki paling tidak dua persamaan, yaitu: 1. Kami berdua sama-sama pencinta sejarah, seperti terungkap sepanjang perbincangan. 2. Kami berdua alumni Universitas Leiden yang pernah tinggal satu tahun di Belanda untuk research. Dalam perbincangan itu, saya banyak mendapat pengetahuan historis, bak air mengalir deras dari pikiran beliau, seperti masa lalu MTQ I. Dalam naskah MTQ I yang beliau telah rapikan, para pembaca akan mendapatkan banyak informasi tentang para tokoh MTQ I tersebut, seperti: Achmad Lamo (Gubernur Sulawesi Selatan, waktu itu), Drs. Zainuddin Taha (Ketua BPH dan salah seorang Ketua Panitia MTQ I yang selalu mewakili gubernur dalam rapat-rapat MTQ), Mayor H.M. dg Patompo (Wali Kota Makassar ), Hasan Muhammad, H. (Kakanwil Departemen Agama Sulawesi Selatan), H. Fadli Luran (Ketua Umum DPP IMMIM), Drs. H.M. Riza (Kepala RRI Nusantara IV Makassar), Brigj

KHAZANAH SEJARAH: PROF. DR. H. ZAINUDDIN TAHA DAN REKONSTRUKSI SEJARAH ISLAM LOKAL

by Ahmad M. Sewang Pagi hari sekali di awal Oktober 2021 Prof. Dr. H. Zainuddin Taha datang di rumah, beliau membawakan sebuah buku sebagai hadiah yang berjudul, "Sulawesi 1940-1960 (Dari Ratulangi ke Andi Pangerang Petta Rani)," yang ditulisnya sendiri. Pada pertemuan itu, saya manfaatkan kesempatan menggali masa lalu Sulawesi Selatan yang beliau pernah lewati. Ternyata Prof. Zainuddin Taha  termasuk manusia langka yang banyak memiliki informasi historis tentang Sulawesi Selatan. Beliau dikenal berperan banyak di Sulawesi Selatan. Beliau adalah perintis pendirian organisasi HMI, tokoh NU, salah seorang perintis MTQ I di Indonesia yang dilaksanakan di Makassar, mantan Badan Pengurus Harian Gubernur t Provinsi Sulawesi Selatan, seorang  yang pernah berperan aktif di Perguruan Tinggi IKIP Makassar,  mantan Rekor Universitas Islam Makassar. Jabatanerakhir beliau di masyarakat adalah Ketua Asosiasi Professor Indonesia I 2004-2017. Dengan sederet jabatan tersebut saya manfaatkan u

KHAZANAH SEJARAH: SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA KEMENTERIAN AGAMA RI

by Ahmad M. Sewang  Tulisan ini sebagaian saya kutip dari ensiklopedia, tinggal memformulasi ulang tanpa mengubah substansinya, agar makna aslinya tidak berubah sebagai sumber primer. Kementerian agama awalnya bernama Departemen Agama RI. yang disingkat Depag RI. Realitas politik menjelang dan awal kemerdekaan menunjukan bahwa pembentukan Kementerian Agama memerlukan perjuangan tersendiri. Pada rapat Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), tanggal 11 Juli 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan keberadaan kementerian agama. Beliau beralasan untuk memberi jaminan pelayanan kepada kepentingan umat Islam. Tetapi usulan itu belum disepakati oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada sidang di hari Ahad, 19 Agustus 1945. Setelah dibawa ke BP-KNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat) oleh K.H. Abudardiri, K.H. Saleh Suaidy, dan M. Sukoso Wirjosaputro, usulan itu mulai banyak mendapat dukungan anggota KNIP. Pada sidang pleno BP-KNIP tanggal

KHAZANAH SEJARAH:DAI PROFESIONAL DALAM MENJAWAB TANANGAN MASA KINI (1)

by Ahmad M. Sewang    Pada 25 Oktober 2021, Ketua Umum Badan Koordinasi Mubalig Se Indonesia (BAKOMUBIN), Mamuju, Sulawesi Barat meminta saya berpartisipasi untuk memberi pelatihan dan muzakarah tentang dai profesional. Pertanyaannya, benarkah ada dai profesional? Dai profesional dalam pengertian sebagai dai bayaran dan hidup dari profesinya sebagai dai adalah sulit ditemukan dan mungkin tidak ada. Jika definisi ini dinisbahkan pada petinju profesional sebagai petinju yang hidup dari profesinya, seperti almarhum Muhammad Ali atau Make Tyson. Kata profesional diartikan dalam bahasa Arab "kaffa" dan dalam bahasa Indonesia disebut "total". Profesional berasal dari bahasa Inggris profesion. Dalam dunia profesi selalu dihubungkan dengan bayaran, seperti petinju profesional yang diartikan, hidup dari profesinya sebagai seorang petinju. Antonim profesional adalah amatiran atau alakadarnya, dan apa adanya tidak yang memerlukan bayaran, sekedar penyaluran hoby, seperti radio

KHAZANAH SEJARAH:AMBIVALENSI DUNIA

by Ahmad M. Sewang  Di dunia manusia dilahirkan dan di dunia pula manusia menjadi tempat bertolak menuju kampung akhirat. Di dunia manusia menentukan nasib, apakah mereka beruntung atau buntung sangat tergantung pada amal dan ikhtiar. Terkadang manusia telah beramal dan berikhtiar maksimal dengan sungguh-sungguh tetapi hidupnya biasa-biasa saja. Di sini juga manusia harus percaya pada yang gaib penuh misteri. Di dunia manusia juga menentukan nasibnya di akhirat. Apakah mereka akan menjadi penghuni surga? Kehidupan akhirat hanya tempat menerima pembalasan atas amal perbuatan selama di dunia. Ingin hidup penuh kesenangan dalam surga, maka beramal baiklah selama di dunia. Neraka pun demikian, jika ingin hidup sengsara dalam neraka, naru jahannam kualifikasi fiha, beramal buruklah selama di dunia. Jadi terserah pada manusia tentang hunian apa yang akan mereka inginkan di akhirat. Di dunia kinilah, tempat memastikan. Ada yang mendeskripsikan bak dua anak manusia bersepakat meninggalkan kamp

KHAZANAH SEJARAH:FGD: PELESTARIAN BAHAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM

by Ahmad M. Sewang Pada pekan lalu, saya dapat undangan dari Kepala Perpustakaan Kota Makassar dalam Forum Group Diskussonion (FGD) untuk mendiskusikan masalah Perhimpunan, Penyimpanan, dan Pelestarian bahan Karya Cetak dan Karya Rekam. Diskusi tersebut dihadiri dan dibuka Kepala Perpustakaan Nasional Pusat. Pada pertemuan itu saya menyampaikan kelemahan Perpustakaan kita, yaitu kurang ditemukan naskah dan buku-buku yang memuat koleksi sejaman. Saya menceritakan betapa lengkapnya koleksi yang ada di Leiden University Belanda, KITLV yang banyak memuat tentang Nusantara beberapa abad lewat dan Perpustakaan Henry Krimer, Perpustakaan milik Missonaris di Leiden. Di sini saya meneliti karena banyak memiliki informasi sebagai sumber Barat pertama tentang Sulawesi Selatan abad ke-15. Saya berangkat ke negeri 'Kincir Angin" pada 10 Agustus 1993 dan tinggal jadi santri di sana selama setahun untuk riset dan study. Sebelum berangkat lebih dahulu meneliti di Perpustakaan Nasional, Perpus

KHAZANAH SEJARAH: PERINGATAN MAULID NABI: BIDAH ATAU BUKAN?

By. Ahmad Sewang Pada 12 R. Awal, hari Selasa pekan ini, DMI Wilayah Sulawesi Selatan, melaksanakan Peringatan Maulid Nabi saw. dalam bentuk diskusi. Ketua Umum DMI, Mayjen (Pur.) H.M. Amin Syam meminta kepada saya bisa mengantar diskusi sekaligus memantik masalah dalam menjawab problem, apa benar peringatan maulid Nabi saw. bidah? Pada pertemuan yang dilaksanakan di sekretariat DMI, Jl. Cendrawasih Makassar, saya sengaja mengutip pendapat Prof. Dr. Syekh Yusuf al-Qardawi, beliau adalah Direktur Uni Ulama se Dunia yang berkedudukan di Dubai. Syekh al-Qardawi, ulama kelahiran Mesir yang sudah hafal Alquran sejak umur 10 tahun. Beliau seorang penulis produktif. Sebagai manusia pasti memiliki kelemahan, saya hanya mengutip yang saya anggap baik dan relevan untuk hidup di era kini. Beliau berpendapat bahwa ajaran Islam pada garis besarnya bisa dibagi dua, yaitu keseimbangan antara subut dan tatawwur, sebagaimana keseimbangan antara dunia dan akhirat dan antara ibadah mahdah dan kebudayaan.

KHAZANAH SEJARAH:DARI MASYARAKAT EKSKLUSIf KE INKLUSIF (2)

by Ahmad M. Sewang    Bagian Kedua Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang menuntut keterbukaan. Masyarakat perlu  tentu saja denganmenyesuaikan diri pada trend baru itu dengan syarat ketat lewat memperbanyak bacaan untuk memperluas wawasan. Sehingga kita menemukan manusia baru yang siap menghadapi era modern serta bisa bergaul pada siapa pun pada era keterbukaan tersebut. Tuntutan umat masa kini adalah bagaimana memelihara keimanan sebagai modal utama sekaligus mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban umat manusia yang semakin inklusif tersebut, sehingga umat tetap bisa bersaing dalam pergaulan hidup baru. Dahulu kita mengenal istilah, "Berakal Jerman dan berhati Mekah," yang dinisbahkan pada diri B.J. Habibi. Beliau bertahun-tahun studi di Jerman dan mengusai Iptek yang bisa dibanggakan, tetapi tetap hidup mempertahankan Imtak dan bisa bergaul secara Internasional. Menurut pandangan ulama besar Indonesia, Prof. Dr. H.M  Quraish Shihab, "Semaki

ISLAM DAN PKI PERSPEKTIF SEJARAH SULAWESI SELATAN

by Ahmad M. Sewang Ternyata jaringan komunis di Indonesia berbeda di satu provinsi dengan provinsi lain. Di Pulau Jawa memiliki jaringan yang sangat intensif dibandingkan di Sulawesi (Selatan, Tenggara, dan Barat). Sekalipun seluruh Indonesia perolehan suara PKI nomor empat setelah PNI, Masumi, dan NU, bahkan komunis di Indonesia termasuk negara nomor tiga paling banyak pengikutnya di dunia setelah RRC dan Uni Sovyet dilihat dari hasil pemilu pertama 1955. Di Indonesia banyak umat Islam masuk menjadi anggota partai Komunis bahkan di pertengahan pertama abad ke-20 Partai Syarikat Islam disusupi paham Komunis. Pengaruh Komunis lewat tokoh-tokoh muda seperti Semaoen,  Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan Syarikat Islam  pecah menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-komunisme. Nanti setelah tahun 1921 baru dilakukan penegakan disiplin partai oleh Abd

KAZANAH SEJARAH: STAIN MAJENE MENUJU INTEGRASI KEILMUAN

by Ahmad M. Sewang  Tema di atas adalah Stadiun General yang disampaikan di depan civitas akademik STAIN  MAJENE pekan ini. Apakah itu mungkin, walau tidak melakukan alih status lebih dahulu ke IAIN? Tidak ada yang mustahil di dunia ini, khususnya dalam masalah sosial, jika dikehendaki. Bukankah yang diberi wide mandat adalah institusi yang sudah alih status ke universitas, seperti ketika pertama kali dicanangkan tahun 2002 oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dahulu? Benar, itulah realitas sosial yang sedang terjadi, persis sama dengan mempromosikan seseorang di sebuah jabatan, jika dikehendaki 1001 macam alasan bisa dikemukakan, sebaliknya jika tidak dikehendaki juga 1001 macam bisa dujadikan argumentasi. Sesorang tidak memenuhi persyaratan dari segi kepangkatan bisa saja diangkat sebagai pejabat dengan mempercepat kenaikan pangkat yang bersangkutan karena dikehendaki. Demikian sebaliknya, jika tidak dikehendaki, ada orang sudah memenuhi persyaratan bisa dicarikan 1001 argumen untuk

KHAZANAH SEJARAH: PERTEMUAN KETUA MASJID JOKOKARYAN DI SILATURRAHMI IKA BKPMRI

by Ahmad M. Sewang  Hari Sabtu lewat, 11 September 2021, saya begitu disibukan kegiatan, pada jam 09.00 harus memberi sambutan pada kegiatan diskusi di DPP IMMIM dan dalam waktu yang sama juga memberi sambutan pada IKA BKPRMI di Alauddin Hotel yang dihadiri oleh Akhy yang akan memberikan kuliah ilmiah, Dr. H. Muh. Jasir, ASP, beliau ketua pengelola Masjid Jokokaryan di Yogyakarta yang masyhur itu. Beruntung diskusi dilakukan secara darling di DPP IMMIM sehingga keduanya bisa terjangkau. Selesai sambutan di DPP IMMIM langsung menuju Alauddin Hotel memberi sambutan di IKA BKPRMI.  Sudah pernah mengeluh bahwa seharusnya saya sudah banyak istirahat tetapi rekomendasi dokter yang merawat dalam pemulihan justru saya diminta agar bergerak dan banyak bicara. Semakin berdiam diri di tempat tidur bagai air tenang tak mengalir yang pada akhirnya akan membusuk. Kesibukan tersebut saya ambil hikmahnya dan justru saya berusaha menikmatinya sebagai karunia dari Allah swt. bahkan saya mensyukurinya, &

KHAZANAH SEJARAH:LARANGAN MENISTA AGAMA LAIN

by Ahmad M. Sewang  Pada hari Sabtu, 11 September 2021 lalu, DPP IMMIM melaksanakan diskusi daring dengan menampilkan tema, "Larangan Menista Agama lain." Judul ini sengaja diangkat setelah melihat fenomena di media elektronik dan media sosial tambah semarak penistaan pada agama lain. Terutama bagi orang-orang yang baru saja pindah agama. Mungkin dimaksudkan untuk menunjukan identitasnya yang baru. Padahal dalam agama Islam, Allah sendiri melarang memaki sesembahan agama lain, larangan ini sangat penting pada masyarakat plural seperti di Indonesia. Karena itu, pemerintah telah membuat regulasi tentang hubungan intern dan ekstern antara umat beragama. Sebab jika dibiarkan, maka yang akan timbul adalah kekacauan. Kali ini dua orang pakar akan ditambilkan sebagai nara sumber, 1. Prof. Dr. Ghalib M, M.A. seorang ahli di bidang ilmu tafsir yang sekarang sedang menjabat Direktur PPs UIN Alauddin Makassar. 2. Prof.Dr.H.Laode  Husen,  SH,  MH, pakar hukum yang sedang menjabat Fakulta

KHAZANAH SEJARAH: PERASAAN CINTA DAN BENCI TAK AKAN BERPENGARUH UNTUK BERBUAT TIDAK ADIL

By. Ahmad Sewang Agama Islam menjadikan keadilan sebagai pilar utama dalam membangunan masyarakat. Menegakan keadilan dilakukan tanpa pandang bulu. Bukan seperti kata nenek moyang, "Tiba diperut dikempiskan, tiba di mata dipincingkan, dan tiba di dada dibusungkan." Siapa pun yang bersalah harus diadili seadil mungkin. "Dalam Islam, cinta dan benci tidak akan menpan mempengaruhi seorang hakim istiqamah untuk berbuat tidak adil. Jika sudah terjadi pelanggaran, maka proseslah dan putuskan seadil mungkin. Dalam sebuah peristiwa, Nabi menegaskan, "Sesungguhnya yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah jika ada orang terhormat di antara mereka mencuri, mereka tidak menghukumnya. ... Demi Allah, bahkan seandainya Fatimah putri Muhammad  mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya!” kata Nabi tegas. Asbab Wurud hadis ini dapat ditelaah di bawah ini, دَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِ