Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

PENDEKATAN DALAM STUDI ANTARA MAZHAB DALAM ISLAM

by Ahmad M. Sewang  Dalam sebuah seminar hasil kerjasama antara DPP IMMIM dan Harian Fajar dengan nara sumber yang sengaja mengundang Kang Jalal dari Bandung dan Imam Besar Masjid Istiqlal dari Jakarta, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A. Kang Jalal menekankan urgensi ukhuwah Islamiah. Sedang Imam besar menekakan bahwa trend umat masa kini, sedang berangkat dari berpegang satu mazhab ke multi mazhab. Dalam membangun masa depan Islam yang berwawasan kita perlu memahami pandangan terbaik dari banyak Imam mazhab. Sehingga dalam bangunan Islam ke depan akan dengan mudah menyelesaikannya dengan kualitas tinggi, disebabkan setiap batu bata yang digunakan berasal dari produksi terbaik dari setiap mazhab. Setiap mazhab memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kekuatan itulah yang seharusnya dimanfaatkan untuk bangunan Islam ke depan. Tidak perku sungkan menerima pandangan terbaik dari mazhab mana pun. Sejalan dengan itu, maka dalam studi tentang keragaman mazhab, digunakan tiga pendekatan, y

KHAZANAH SEJARAH:MEMAHAMI PERISTIWA ISRAK MIKRAJ

by Ahmad M. Sewang  Bagian Pertama Ketika Nabi duduk di pagi hari, setelah semalaman beliau melakukan perjalanan Israk Mikraj, tiba-tiba Abu Jahal datang menghampiri beliau dan bertanya: “Apakah ada berita baru ya Muhammad? kata Abu Jahal. “Benar!” jawab Nabi.  “Berita apa itu?” lanjut Abu Jahal.  “Saya diperjalankan tadi malam,” jawab Nabi. “Kemana?” sahut Abu Jahal. “Ke Baitul Maqdis?” jawab Nabi. Untuk menjebak Nabi, Abu Jahal berkata, “Apakah engkau ya Muhammad mau menceritakan hal ini kepada orang banyak, jika nanti saya mengumpulkan mereka?”  Nabi menjawab, “Silahkan, kenapa takut.” Abu Jahal  pun segera sibuk mengumpulkan kaum Quraisy dan membawanya kepada Nabi, kemudian Abu Jahal meminta agar Nabi menceritakan peristiwa yang dialaminya sebagaimana yang telah diceritakan padanya. Mendengar kisah perjalanan Nabi itu, di antara mereka ada yang bertepuk tangan dan ada pula yang meletakkan tangannya di kepala  sebaga pertanda bahwa mereka merasa heran. Mut'im ibn 'Adiy berka

PROF. DR. BASRI HASANUDDIN, M.A.: Keluarga Terdidik dari Negeri Tipalayo

by Ahmad M. Sewang  Bagian Pertama Di akhir Desember 2020, saya ditelepon seorang dosen Unhas, Supa Atha'na, agar berpartisipasi untuk menulis biografi Prof. Basri Hasanuddin. Saya sungguh senang menerima tawaran itu, sebab beliau layak diperkenalkan dan diteladani oleh generasi penerusnya. Basri Hasanuddin adalah seorang keluarga terdidik, orang tuanya seorang guru sekolah menengah sejak era kolonial sampai di zaman kemerdekaan. Saudara-saudaranya pun serta anak-anaknya berpendidikan. Bahkan ada yang mengikuti jejak beliau sebagai professor, seperti saudaranya almarhum Prof. Dr. Makmun Hasanuddin dan putranya Prof. Dr. Zul Fajri yang sekarang menjabat Wakil Rektor I UNSULBAR.  Kami memang lahir di kampung yang sama, sebuah kampung kecil dan sekarang sudah menjadi desa, Pambusuang, kabupaten Polman, Sulawesi Barat. Walau tidak segenerasi, beliau generasi tahun 1939, sedang saya geberasi yang lahir tahun 1952, namun kami memiliki persamaan sebagai generasi yang pernah merasakan pend

KERAJAAN ANTA BERANTA

by Ahmad M. Sewang di sebuah kerajaan anta beranta negeri indah permai gemah ripah loh jinawi segera berubah jadi kerajaan kloptokrasi kerajaan dihuni para perompak uang bantuan fakir miskin pun ikut dijarah negeri dipimpin para bedebah  memperjualbelikan aset kerajaan pembela kebenaran justru disingkirkan orang baik yang ingin meluruskan haluan kerajaan justru dianggap penjahat tak berguna mereka diperlakukan seperti bajingan itulah kerajaan tak bernurani rakyat mulai jenuh menunggu perbaikan namun, bak kodok merindukan bulan perbaikan tak kunjung datang warga justru saling curiga saling sandra satu sama lain seakan semuanya punya catatan kriminal tak ada lagi yang amanah para hulubalang terima suap para menteri di istana raja berpesta pora barang rasuah rakyat sulit cari kerjaan mereka memilih kerja di negeri orang menjual diri terlunta jadi hamba kasar negerinya sudah lama tergadai pekerja asing leluasa di negerinya itulah nasib kerajaan anta beranta dikelola secara amatiran sebuah

ACADEMIC FREEDOM DALAM SEJARAH ISLAM

by Ahmad M. Sewang   Bagian Pertama PENDAHULUAN Dalam memperingati 14 hari wafatnya Dr. K.H. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. yang sering disapa Kang Jalal, Ijabi wilayah Sulawesi Selatan melaksanakan kajian dengan tema, "Sejarah Ujian kebebasan Akademik dan Integritas Intelektual," pada 01 Maret 2021. Khusus apa yang saya sampaikan dalam kajian itu, akan saya posting dalam tiga seri secara berturut-turut dan pada seri ketiga akan dimuat posisi Kang Jalal dalam dunia academic freedom di Indonesia. Semoga memberi manfaat pada para netizen. Kebebasan akademik yang sering distilahkan academic freedom, sebagai didefinisikan dalam Oxford Dictionary adalah "Suatu situasi yang memungkinkan untuk melakukan sesuatu tanpa hambatan.” Sedang menurut Sidney Hook bahwa kebebasan akademik adalah”... kebebasan akademik mengandung hak untuk berbeda dan menyimpang sebagai mana hak untuk menyatakan kembali dan mempertahankan suatu pandangan tradisional. Kebebasan akademik mengandung makna pengajar