Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

KEHIDUPAN SEMAKIN KONTRADIKTIF

by  Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, MA. Bagian Pertama Ketika masih di MUI, BPJS hukumnya haram, setelah ditahta kekuasaan hukumnya halal. Inggris, negara sekuler, berusaha memasukkan kurikulum agama ke sekolah-sekolah. Sementara di Indonesia negara Pancasilais yang sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa berusaha mengeluarkan agama dari kurikulum Sekolah. Kandidat presiden bagi-bagi uang saat kampanye. Kandidat lawannya menerima sumbangan uang saat kampanye UIN, tempat bongkar pasang hadis Nabi. Satu di antaranya berbunyi, "Bayarlah upah sebelum kering keringatnya." Tetapi, dalam kenyataan sampai setelah keringat kering, honor belum dibayar.  Wassalam, Makassar, 29 Januari 2020 Bagian Kedua Kementerian agama dibentuk untuk memelihara moral dan integritas bangsa. Sekarang kementerian agama mempertontonkan krisis integritas dengan meperjualbelikan jabatan. Ada pimpinan partai berkoar-koar Pancasilais dan NKRI harga mati,  tetapi kenapa terperangkap OTT ditengarai jual beli jabat

URGENSI LATAR BELAKANG HISTORIS ASBAB AL- WURUD SEBUAH HADIS

by Ahmad M. Sewang Bagian Pertama Dalam sebuah Diskusi Bulanan DPP IMMIM beberapa tahun lewat dengan menampilkan dua nara sumber, Prof. Dr. A. Rasdiyanah dan Drs. Dahlan Yusuf. Dalam seksi tanya jawab, almarhum K.H. Syukri Dg Limpo mengeritik Dahlan Yusuf yang saat itu memakai jas lengkap, beliau berkata, "Pakaian jas adalah berasal dari negeri kafir dan menyerupai orang kapir berarti bahagian daripadanya atau sama dengan mereka," kata almarhum sambil mengutip sebuah hadis sebagai argumen, yaitu:   قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَشَبَّهَ فَهُوَ مِنْهُم Nabi berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa bertasyabuh (menyerupai) dengan suatu kaum, maka ia bagian dari mereka.” (HR. Abu Daud No. 3512). Untung ada muhaddisin (pengajar hadis di IAIN, A. Rasdiyanah) langsung menjawabnya dengan lebih dahulu mengemukakan aspek kualitas hadis dan asbab wurudnya, sebagai berikut: Pertama, kualitas hadis ini diperselisihkan para ulama. Sebagian ada yang

PERANG BESAR BISA TERJADI KARENA MISKALKULASI, PEMIMPIN YANG ERATIK DAN NASIONALISME YANG EKSTRIM

Oleh: Susilo Bambang Yudhoyono Bagi yang berharap tahun 2020 ini dunia kita menjadi lebih aman dan damai, harus bersiap untuk kecewa. Bahkan frustrasi. Tidak ada tanda-tanda untuk itu. Yang terjadi, di awal tahun baru ini kawasan Timur Tengah kembali membara. Tahun 2019 yang baru kita tinggalkan ditandai dengan maraknya gerakan protes sosial. Kemarahan dan perlawanan rakyat terjadi di lebih dari 30 negara. Mereka melawan pemimpin dan pemerintahannya karena merasa tidak mendapatkan keadilan, ekonominya sulit dan ruang kebebasan untuk berekspresi dibatasi. Ragamnya berbeda-beda. Mulai dari sulitnya mendapatkan pekerjaan, harga-harga naik sementara daya beli rakyat turun, hingga pemerintahnya dinilai korup sementara beban utang negara meningkat tajam. Juga karena pemimpinnya dianggap ingin terus berkuasa dengan cara mengubah konstitusi dan undang-undang. Juga pemilihan umum yang baru saja dilaksanakan dianggap curang, sehingga rakyat tidak terima dan turun ke jalan. Yang lain, rakyat mera

KHAZANAH SEJARAH: PERPECAHAN DUNIA ISLAM YANG TAK KUNJUNG USAI

Tulisan ini akan menyoroti perpecahan yang terjadi di dunia Islam yang semakin parah. Perpecahan itu bukan hanya terjadi di Timur Tengah juga di tanah air sendiri. Tulisan ini akan diperkenalkan secara berseri. Perpecahan di kalangan umat adalah masalah bersama dan sangat prinsip dalam memastikan perjalanan masa depan umat. Karena itu mohon netizen mengkritisinya yang pada akhirnya kita bisa secara bersama berusaha  mencarikan jalan keluar. Semoga bisa memberi kontribusi kebaikan pada umat Islam. Bagian Pertama Israel sampai pertengahan abad ke-20 adalah bangsa diaspora yang tidak memiliki sebuah negara. Untuk mewariskan legecy budaya, mereka mermerlukan sebuah negara. Awalnya, menurut, Graudi, mereka memilih Argentina atau Uganda sebagai sebuah negara, tetapi akhirnya memilih Palestina yang didukung Inggris dan masa itu masih termasuk jajahannya. Mulanya (tahun 1880) penduduk Israeli di Palestina, menurut majalah time, populasinya hanya 24 ribu jiwa dan Palestina sudah sampai setengah