Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

KHAZANAH SEJARAH:MATAHARI ISLAM AKAN TERBIT DI DUNIA BARAT

by Ahmad M. Sewang  Bagian Pertama   Judul di atas, sebuah prediksi, berdasarkan beberapa argumentasi, yaitu: 1. Sejak setelah Perang Dunia I, negara-negara Eropa Barat membutuhkan banyak tenaga kerja dari negara-negara dunia ketiga dari Asia dan Afrika. Mereka kebanyakan beragama Islam yang beramai-ramai memasuki Eropa. Mereka inilah yang mengisi peluang itu untuk mengisi tenaga kerja. 2. Negara-negara Eropa mengenal dwi kewarganegaraan sama dengan negara-negara Asia lainnya. Bagi pekerja di Eropa yang memiliki dwi kewarganegaraan lebih menguntungkan dilihat dari sisi kemudahan. Berbeda dengan Indonesia yang hanya mengenal satu kewarganegaraan, jika memilih warga negara lain secara otomatis kewarganegaraannya batal dengan sendirinya sebagai warga negara Indonesia. 3. Umumnya, para pekerja dari dunia ketiga datang di Eropa dengan membawa keluarganya. Populasi mereka jauh lebih cepat dibanding penduduk setempat,  misalnya yang saya saksikan jika ke mall-mall, para emigran membawa serta

ALLAH BERTANYA: ...YA AYYUHAL INSAN MAA GHARRAKA BI RABBIKAL KARIIM?

Ahmad Mujahid Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. Al-Quran adalah bentuk komunikasi Allah dengan hamba-hamba-Nya. Dengan perkataan lain, apabila seorang ingin berkomunikasi dengan Allah, maka hendaknya ia berinteraksi dengan al-Quran.  Al-Quran adalah kitab yang diliputi kesucian. Al-Quran sendiri adalah kalam Allah yang suci. Allah sendiri sebagai pemilik kalam adalah Maha Suci. Al-Quran sendiri adalah kitab suci. Dibawa turun oleh malaikat yang suci, yakni Malaikat Jibril as.. Diterima pertama kali oleh Muhammad Saw. Beliau adalah manusia suci. Diturunkan di waktu yang suci. Yakni malam yang lebih baik keberkahannya dari seribu bulan. Juga diturunkan di tempat yang suci dan disucikan, yakni Makkah al-mukarramah dan Madinah al-munawwarah.  Dengan demikian, hamba yang berinteraksi dengan al-Quran, berarti berinteraksi dengan kesucian. Oleh karena itu, hamba tersebut mesti dalam keadaan suci baik secara lahir (punya air wudhu), terlebih lagi suci batin. Al

SUNNI YANG SYIAH DAN SYIAH YANG SUNNI

Ahmad Mujahid Tidak sedikit orang yang mengaku sunni tapi tidak mengikuti sunnah Nabi Saw. Orang seperti ini tidak dapat dikategorikan sebagai sunni. Oleh karena subtansi makna sunni adalah mengikuti sunnah Nabi Muhammad Saw.  Juga sangat mungkin, ada orang yang mengaku syiah, namun ia tidak mencintai keluarga nabi Muhammad Saw. Orang seperti ini bukanlah syiah. Karena subtansi makna syiah adalah menjadi pencinta atau mencintai keluarga Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu siapa pun yang mencintai keluarga Nabi Muhammad maka ia adalah seorang syiah.  Suatu ketika Imam Syafi'i berkata: "Jika karena mencintai Keluarga Nabi disebut Syiah, maka saksikanlah oleh kalian wahai jamaah jin dan manusia, aku adalah Syiah." Menurut penulis, perkataan Imam Syafiy, jelas dan tegas bahwa mencintai kelurga Nabi Saw. adalah bukti hakiki dari kesyiahan seseorang. Seseorang yang sunyi dari cinta Nabi Saw dan keluarganya, maka menjadi bukti bahwa ia bukan seorang syiah. Imam Syafiy, dengan kec

MENYATU DI TITIK TEMU

Ahmad Mujahid Salah satu ajaran al-Quran yang terindah adalah seruan al-Quran untuk menyatu di titik temu di kala terdapat perbedaan yang dapat menimbulkan perpecahan dan perselisihan. Seperti ditunjuk oleh QS. Ali Imran/3: 64. Dalam ayat ini dipahami bahwa Allah memerintahkan kepada Rasulullah Saw. agar menyeru kepada ahlul kitab agar menuju kepada "kalimatin sawain" yang berarti kalimat yang sama, yang ada atau lazim pada kami (umat Islam) dan juga ada atau lazim pada kalian wahai ahlul kitab.  Pertanyaan adalah kata atau kalimat apa yang ada pada kitab Injil dan Taurat sebagai kitab ahlul kitab dan juga lazim pada al-Quran? Jawabannya adalah kalimat tauhid. Keyakinan akan ketunggalan Allah, yakni bahwa tidak ada yang disembah kecuali Allah semata. Dari sini dapat ditegaskan bahwa kalimat tauhid adalah kalimat pemersatu antara ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah Saw dengan ajaran ahlul kitab. Dengan perkataan lain, aneka ragam perbedaan antara umat Islam dengan ahlul ki

RUNTUHNYA EGOISME INTELEKTUAL

Ahmad Mujahid Persoalan terbesar bagi seorang intelektual adalah ego intelektualnya atau keakuan dirinya sebagai seorang intelektual (egoisme intelektual). Di antara konotasi makna dari egoisme intelektual adalah ke-Akuan akan kebenaran intelektual hanyalah milik dirinya sendiri. Dengan begitu, pemilik dan pemelihara egoisme intelektual, sangat sulit menemukan apalagi menerima kebenaran intelektual di luar diirinya. Pemilik egoisme intelektual merasa diri paling pintar dan paling benar. Bahaya yang lebih besar adalah apabila pemilik egoisme intelektual, telah menggunakan kemampuan dan kebenaran intelektual yang diyakininya sebagai kendaraan di dalam memenuhi kepuasan dirinya sendiri atau hawa nafsunya.  Keakuan intelektual atau egoisme intelektual yang demikian, senantiasa menyertai diri seorang intelektual. Oleh karena itu, perjuangan mengendalikan dan atau meruntuhkan egoisme intelektual bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, seorang intelektual mesti memulai berjuang dan berjuang

LAUTAN: GURU INTELEKTUALKU

Ahmad Mujahid Di kala cuaca cerah, penulis dan  beberapa saudara lainnya biasa berendam di laut. Dalam sepekan bisa 3 sampai 4 kali. Sambil berendam kita berbincang banyak hal, termasuk wacana yang relevan dengan intelektualitas. Suatu saat penulis ajak mereka membaca hikmah ilahi dari lautan. Saya berkata; perhatikan ombak besar itu, dia tak bersuara kecuali ia berada di kendakalan. Kita tidak mendengar suara deru ombak terdengar kecuali di pinggiran laut dan airnya tentu dangkal. Di tengah lautan jarang sekali kita mendengar suara deru ombak, padahal boleh jadi ombaknya besar namun tidak menghasilkan suara. Ombak besar itu berlalu begitu saja, tanpa suara.  Dalam perjalanan lewat laut dengan kapal laut kira-kira tahun 1997, di tengah samudra, kulihat dan kubaca air laut begitu tenang dan diam tanpa ombak yang berarti. Lautan yang demikian dalam memberikan ketenangan, kedamaian dan rasa aman bagi penulis dan seluruh penumpang kapal laut.  Dua fenomena lautan tersebut, menjadi guru int

KEBENCIANKU, SESAK NAFAS INTELEKTUAL-SPIRITUAL ILAHIKU

Ahmad Mujahid Kehidupan di dunia ini, ternyata tidak terlepas dari cinta dan benci. Suatu saat aku secara terpaksa dan terjebak dalam dua pilihan, yakni menolak dan membenci ataukah menerima dan mencintai. Aku disuruh memilih cinta atau benci. Semua manusia mengalami dilema ini, di dalam kehidupannya. Manusia mesti memilih salah satunya,.cinta atau benci dan ataukah kedua-duanya.  Pengalaman hidup yang telah kujalani lebih dari setengah abad, dengan bijak mengajariku untuk memilih cinta dan mengesampingkan kebencian. Kehidupanku telah menjadi guru hikmah bagiku. Beliau berkata kepadaku:  "Wahai muridku, sungguh Allah menciptakan aku dan dirimu berdasarkan sifat Rahman-Nya bukan berdasarkan sifat Ghadab-Nya. Oleh karena itu Allah menamai diriku dan dirimu serta seluruh al-kaun sebagai khalqur Rahman, termasuk iblis dan setan. Seluruh al-kaun atau ciptaan di sandarkan kepada sifat ar-Rahman-Nya. Bahkan Allah mewajibkan diri-Nya bersifat Rahman kepada seluruh ciptaan-Nya. Buktinya ke

ISTIAZAH: MEMBANGUN RELASI SPIRITUAL TRANSENDENTAL ILAHIAH

Ahmad Mujahid Kata istiazah merupakan istilah yang berkonotasi makna memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Seperti ditunjuk oleh kalimat yang paling populer, yakni "auzu billahi minas syaithanir rajim." Menurut hemat penulis, kalimat istiazah ini menggambarkan tiga bentuk relasi, yaitu:  Pertama. Relasi negatif yakni relasi permusuhan antara manusia dengan setan. Setan sangat membenci dan memusuhi manusia. Setan ingin manusia terjatuh dalam kebinasaan pengingkaran dan kesesatan, sebagaimana dirinya telah terjatuh dan tenggelam di jurang kesesatan dan pengingkaran yang dalam. Kedua, relasi negatif setan terhadap Allah. Di mana setan telah membangun relasi spiritual transendental negatif dengan Allah. Setan menolak perintah Allah bersujud kepada Adam as. Dengan kata lain, setan pengingkaran perintah Allah. Akibatnya setan terlaknat dan jauh dari kebajikan, rahmat dan keberkahan, Makna ini ditunjuk oleh kata "rajiim,"  yang menjadi kata sifat dari

SETAN DAN GERAKAN PENYESATAN ATAS MANUSIA

Ahmad Mujahid Seperti telah diketahui secara pasti bahwa setan sangat memusuhi manusia. Setan bertekad menjatuhkan manusia dalam kesesatan yang nyata sebagaimana dirinya telah tersesat. Besar kebencian dan kuatnya tekad setan menggerakkan gerakan penyesatan kepada manusia, tergambar dari permohonan setan kepada Allah, yakni agar ia diberi penangguhan waktu kehidupan. Tujuannya adalah iblis ingin menegakkan gerakan penyesatan atas manusia. Permohonan iblis atau setan dikabulkan oleh Allah. Dengan perkataan Allah menyetujui dan mengizinkan pilihan iblis tersebut.  Namun patut ditegaskan bahwa izin dan persetujuan Allah tersebut, sama sekali tidak berarti bahwa Allah meridhai pilihan setan, menegakkan gerakan penyesatan terhadap manusia. Dikatakan demikian, karena setan.telah menggunakan hak pilihanya pada pilihan kemurkaan Allah dan bukan pada pilihan keridhaan-Nya. Dengan kata lain, iblis gagal fokus dalam menggunakan takdir tasyriy yang ditetapkan oleh Allah atasnya sebagai bangsa jin,

MANUSIA: MALAIKAT JALANAN DAN SETAN MASJID

Ahmad Mujahid Istilah malaikat jalanan jarang didengar. Demikian pula istilah setan masjid ganjil terdengar. Istilah yang biasa terdengar, adalah setan jalanan. Sedang istilah yang relevan dengan masjid, adalah istilah malaikat masjid. Istilah setan jalanan dapat dibaca dalam sebuah komik dan juga dalam lirik lagu. Isi novel grafis ini bercerita tentang Kelana, sosok pengendara motor yang berada antara terang dan gelap. Kelana adalah seorang pemuda dalam waktu-waktu tertentu akan berubah menjadi Setan Jalanan. Dinamakan demikian, karena ia bisa menghalalkan segala cara untuk dapat mewujudkan keinginannya yang baik, seperti menegakkan keadilan. Oleh karena itu, Kelanan sebagai setan jalanan tetap dianggap sebagai perusuh. Kelana sebagai setan jalanan adalah pencari segala kebenaran di antara gelap dan terangnya peradaban. Demikian kira-kira gambaran singkat isi novel tersebut. Terlepas dari isi komik di atas, penggunaan istilah setan jalanan dalam tulisan ini, cenderung dimaknai dengan 

SADAR PERJUMPAAN DENGAN ALLAH DI DUNIA, NIKMAT TERAGUNG DI AKHIRAT

Ahmad Mujahid Berjumpa dengan Allah, Rabb al-alamiin adalah cita-cita tertinggi, teragung dan puncak harapan bagi seorang mukmin sejati. Berbeda dengan kelompok kafir, mereka mendustakan perjumpaan dengan Allah, Rabb al-alamiin baik di dunia, demikian pula di akhirat. Istilah yang digunakan al-Quran dalam menunjuk makna perjumpaan dengan Allah Rabbul alamiin adalah frase "liqaullah atau liqaurabb." QS. Al-Insyiqaaq/ 84: 6, telah menyerukan kepada manusia dalam bentuk peringatan dan sekaligus renungan bahwa manusia pasti berjumpa dengan Rabbnya di akhirat. Oleh karena itu, manusia wajib mempersiapkan diri dengan perjumpaan yang pasti terjadi tersebut, seperti pastinya kematian. Kematian sendiri adalah pintu menuju perjumpaan dengan Allah Rabbul alamiin di akhirat.  Perjumpaan manusia dengan Allah di akhirat, terbagi dalam dua kelompok dengan dua bentuk perjumpaan; pertama, manusia yang berjumpa dengan Allah, menggunakan catatan amal yang diterima lewat tangan kanannya. Kedua,

PEREMPUAN: RIDHA TAKDIR TAKWINI MEMILIH TAKDIR KESELAMATAN TASYRII

Ahmad Mujahid Takdir adalah ketetapan Allah. Ada dua jenis ketetapan Allah terhadap manusia. Pertama, ketetapan atau takdir Allah yang bersifat takwini. Kedua, takdir ketetapan Allah yang bersifat tasyriy. Terkait dengan takdir ketetapan Allah yang pertama, manusia sama sekali tidak punya andil atau pilihan terhadapnya. Contohnya ditakdirkan berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Tidak ada manusia.yang diberi kesempatan untuk memilih menjadi laki-laki atau perempuan. Itu hak progratif Allah. Berbeda dengan takdir ketetapan Allah yang kedua, manusia ditakdirkan Allah untuk berhak memilih. Apakah ingin taat dan patuh ataukah memilih ingkar dan durhaka terhadap takdir tasyriyi. Setiap pilihan memiliki konsekwensi dan dipertanggung jawabkan.  Kedua jenis takdir di atas, satu sama.lain memiliki relasi yang kuat dan tidak berdiri sendiri. Misalnya ketika seseorang dari sudut takwini ditakdirkan menjadi seorang perempuan, maka dari sudut tasyriy, seorang perempuan berhak memilih dan mengg