Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

IN MEMORIAM SAHABATKU PROF. DR. ABD RAHMAN HALIM, M.AG.

by Ahmad M. Sewang  Orang pertama yang saya temui setelah kembali dari riset di Negeri Kincir Angin dan mempertahankannya dalam bentuk disertasi di PPs Syarif Hidayatullah Jakarta adalah almarhum Drs. (Prof. Dr.) Abd. Rahman Halim, MAg. Beliau waktu itu baru mutasi dari Kanwil Kementerian Agama RI ke IAIN Alauddin Makassar sebagai Kepala Biro Administrasi di IAIN Alauddin. Beliau sangat senior dan tidak salah jika almarhum menjadi tempat curhat bagi paguyuban asal daerah Tipalayo. Di antara yang saya perbincangkan adalah ide penerjemahan Alquran dalam bahasa Mandar. Ide ini dilatarbelakangi pemikiran, setelah usai studi, apa yang bisa dilegacy-kan pada anak cucu di kemudian hari? Sebelumnya, telah dikonsultasikan pada Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH (Barlop) di Jakarta yang ketika itu menjabat sebagai Dirjen Pemasyarakatan. Kelihatanya Abd. Rahman Halim seorang pendengar yang baik. Barlop berpesan, kataku lanjut pada almarun, Beliau menginginkan bahwa terjemahan Alquran nantinya harus me

KESEIMBANGAN ANTARA IBADAH MAHDAH DAN IBADAH GAIRU MAHDAH

by Ahmad M. Sewang  Setelah ajaran subut dan tatawwur dibicarakan, maka seri ini akan melanjutkan perbincabgan masalah antara ibadah mahdah dan gairu mahdah. Ibadah mahdah adalah ibadah langsung kepada Allah, seperti terangkum dalam rukun Islam. Ibadah mahdah sudah dibakukan oleh Nab saw. pada dasarnya tidak akan mengalami perubahan sepanjang zaman. Dalam ilmu budaya disebutkan, "Sepanjang Tuhan sebagai Tuhan, manusia sebagai manusia, maka hubungan kepadanya konstan tak berubah. Kecuali Tuhan berubah wujud jadi manusia dan manusia mengangkat diri dan sratusnya sebagai Tuhan, seperti terjadi dalam sejarah pemikiran manusia terhadap Tuhan, maka hubungan padanya juga akan mengalami perubahan."  Sedang ibadah gairu mahdah adalah ibadah tidak langsung kepada Allah swt., yaitu segala bentuk aktivitas manusia yang dilakukan dengan dua syarat, yaitu niat lillahi taala dan amal yang dilakukannya sejalan dengan nilai ilahiyah, maka aktivitas itu akan mendapatkan pahala daripada-Nya. De

KHAZANAH SEJARAH:PERBEDAAN YANG DISYARIATKAN DAN KONFLIK YANG DIBENCI

by Ahmad M. Sewang Perbedaan dalam masalah furu' telah muncul sejak di masa sahabat. Nabi saw. pun mengakomodasi perbedaan itu tanpa perlu menyalahkan salah satu di antara sahabat yang berbeda. Kemungkinan pendapat tersebut di atas yang memotivasi Syekh Yusuf al-Qardawi menulis sebuah buku yang maknanya dapat diartikan, "Perbedaan yang disyariatkan dan Konflik yang tercela." Konflik baik dalam Alquran atau pun dalam hadis adalah sesuatu yang harus dihindari. Salah satu keteladanan yang di-legacy-kan oleh Nabi saw. yang dipraktekan oleh dua orang sahabat yang sering berbeda, sehingga para sejarawan mencatatnya bahwa sahabat Abu Bakar selalu menampakan sikap رحمة atau kasih sayang dan bijaksana sedang Umar ibn Khattab selalu menampakan sikap قوة atau sikap kekuatan dan ketegasan. Suatu ketika keduanya dipanggil oleh Nabi saw. untuk dimintai pendapat dan saran tentang tawanan perang. Abu Bakar memberi saran,  • فقال أبوبكر: يارسول الله قومك واهلك.......  Abu Bakar memberi sa

KHAZANAH SEJARAH:NASIB APES SEORANG PRESIDEN ADIDAYA

by Ahmad M. Sewang Kita sudah banyak membaca biografi mantan presiden, ada yang berujung pada the happy ending juga ada yang sebaliknya bernasib sial dikejar-kejar bayangan perbuatannya sendiri. Bahkan ada lagi belum usai menjabat sebagai presiden sudah diprediksi bakal akan mengalami nasib apes, sudah banyak gugatan yang menunggunya. Itulah nasib seorang Presiden yang bernama Donald Trump, seperti dilansir majalah Tempo, terbitan 5 Desember 2020. Kita tahu, Trump baru saja kalah telak dalam memperebutkan elektoral dari 50 negara bagian di AS. Walau Trump dengan berbagai kilah, tidak mau kalah dari rivalnya, Joe Biden, tetapi pada akhirnya juga terpaksa keok menyerah berlutut pada keadaan. Sekarang sedang menunggu setumpuk gugatan. Nasibnya, sama dengan yang dikatakan nenek moyang dahulu, "Sudah jatuh, ditimpa tangga lagi." Itulah diderita yang bakal dialami setiap presiden yang menjadikan jabatan hanya sekedar kesempatan merebut pencitraan, bukan sebagai amanah pengabdian ke

MASJID DAN MUBALIH DI BAWAH KOORDINASI DPP IMMIM THN 2021

 by Ahmad M. Sewang Hari Sabtu, 5 Desember 2020 DPP IMMIM melakukan pertemuan  dengan para pengurus masjid dan para mubalig untuk melakukan evaluai selama setahun, sambil membagikan jadwal Jumat kepada para mubalig dan masjid untuk tahun 2021. Demikian pula beberapa tahun silam DPP IMMIM telah melakukan Klasifikasi masjid dan kualifakasi mubalig yang bisa dipertenggungjawabkan secara akademik sebab dilakukan lewat riset kuantitif. Klasifikasi masjid dilakukan dengan membentuk tim khusus untuk langsung meneliti di lapangan dan menetapkannya lewat pertemuan bersama di DPP IMMIM dalam memastikan klasifikasinya A, B, atau C. Khusus kualifikasifikasi mubalig ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan: 1. Mengisi form yang telah disiapkan. 2. Memperhatikan jam terbang setip mubalig. 3. Tingkat pendidikan formal yang diraih. 4. Kedudukannya dalam organisasi masyarakat, dan 5. Hasil form isian panitia masjid yang diminta diisi setiap Jumat sepanjang tahun berjalan dan dikembakikan ke DPP tia

PENGAWASAN PARTISIPATIF, MENGHASILKAN PILKADA BERINTEGRITAS

Ahmad M. Sewang Dua minggu lalu saya dapat amanah dari Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan melakukan sosialisasi pengawasan Pilkada partisipatif di D'Moleo Hotel Makassar. Pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada 9 Desember 2020 akan diikuti 12 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.  Urgensi sosialisasi Pilkada sebelum memasuki hari "H" dimaksudkan, agar masyarakat tidak menyesal bak membelih kucing dalam karung. Suatu ketika sekitar masih aktif di pengajian Aqsha, saya pernah menemani Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH (Barlop) di Masjid Raya Makassar tahun 1980 untuk memberi pengajian. Dalam seksi tanya jawab, salah seorang jamaah bertanya, “Kegagalan bernegara disebabkan karena wakil rakyat yang terpilih di DPRD tidak mewakili suara hati nurani rakyat, tetapi justru mereka membolehkan penjudian lotto yang berlangsung marak di kota ini.” Barlop pun spontan menjawab dengan sederhana, “Kasalahan itu, dimulai dari kalian sendiri, kenapa memilih mereka yang membenarkan penjudi

NABI SAW. KE THAIF MINTA PERLINDUNGAN, JUSTRU PENGHINAAN YANG DIPEROLEH

by Ahmad M. Sewang  Bagian Pertama Thaif adalah wilayah yang berjarak sekitar 80 kilometer dari Tanah Suci Mekah dan merupakan salah satu tempat bersejarah dalam perkembangan Islam. Thaif termasuk wilayah yang bersuhu dingin membuat daerah ini jadi pilihan Nabi berhijrah ke sana. Di tempat itulah, kaum Muslim di era Nabi Muhammad saw. pernah bertempur membela agama Allah. Peristiwa hijrah Nabi ke Thaif, menurut Thabaqat Ibnu Sa’ad, terjadi di bulan Syawal tahun kesepuluh kenabian. Tak lama setelah Khadijah dan Abu Thalib wafat, tekanan kaum kafir Quraisy semakin menjadi-jadi. Sebagai diketahuit keduanya adalah pembela dan pelindung Nabi saw. dari setiap gangguan teror  kafir Quraisy. Sepeninggal kedua orang yang dicintainya, Nabi berusaha hijrah mencari perlindungan di Thaif. Namun, bukannya perlindungan yang didapat, tetapi justru Nabi saw. dilempari dan dihina. Seluruh rincian peristiwa hijrah ke Thaif telah ditulis dengan baik oleh para penulis kitab Al-Maghazie. Peristiwa penolakan

TINGKAT ADAPTASI KEBUDAYAAN, MEMBUAT ISLAM FLEKSIBEL

by Ahmad M.  Sewang  Bagian Ketiga Pertanyaan lain yang mengemuka dalam launcing buku tentang Islamisasi Kerajaan Gowa adalah mengapa penyebaran Islam di Sulawesi Selatan berlangsung begitu cepat? Sayangnya sebagian penanya, hanya didasarkan pada perkiraan tanpa diringi bacaan referensi primer mendalam. Padahal peristiwa masa lalu tidak cukup hanya mengandalkan pikiran kosong tanpa dasar. Bahkan dalam metodologi penelitian sejarah, apa lagi peristiwa sejarah yang sudah 4 abad silam, tidaklah cukup dengan mengandalkan hanya satu referensi, perlu mengngunakan beberapa sumber untuk membandingkan dan memvalidasinya. Biasanya, menurut Prof. van Dijk, jika ada pertanyaan yang hanya mengandalkan akal kosong tanpa ditunjang referensi primer, lebih baik diabaikan, sebab hanya menghabiskan energi saja. Itu sebabnya, maka penanya yang hanya mengandalkan akal kosong tanpa ditunjang bacaan sebagai referensi, saya biarkan saja dan tidak perlu dijawab. Itu juga alasannya, maka yang diundang pada laun

ANTARA KISAH IMAJINASI DAN KISAH FAKTUAL

by Ahmad M. Sewang  Pertama kisah bidadari. Sejak masa kecil, selalu disuguhi kisah para bidadari yang turun dari kayangan melalui titian pelangi usai gerimis di sore hari. Mereka turun ke  bumi mandi di sebuah telaga jernih  Salah seorang di antara mereka dapat sial, dia raib pakaiannya membuat kehilangan kekuatan macik kembali ke peraduannya di Kayangan, maka jadilah rebutan para pria bumi untuk meraih hati sang bidadari cantik jelita itu. Selepas Sekolah Rayat, saya pun jumpa lagi kisah ini lewat buku bacaan. Sekarang kisah bidadari tetap bisa dlitemukan dengan berbagai versi. Bahkan di era digital sekarang bisa di-search lewat you tobe. Kisah ini tidak lebih dari khayalan belaka atau imajinasi manusia. Mungkin sengaja difilmkan via you tube sebagai penghargaan atas kemampuan imajinasi manusia, sekaligus bahan studi para sinaes dalam mengembankan produksi flilm imajiner seperti film Putri Matahari yang sedang diputar di biskop Transmedia indiHome, ternyata banyak pula penggemarnya.