KAZANAH SEJARAH: STAIN MAJENE MENUJU INTEGRASI KEILMUAN

by Ahmad M. Sewang 

Tema di atas adalah Stadiun General yang disampaikan di depan civitas akademik STAIN  MAJENE pekan ini. Apakah itu mungkin, walau tidak melakukan alih status lebih dahulu ke IAIN? Tidak ada yang mustahil di dunia ini, khususnya dalam masalah sosial, jika dikehendaki. Bukankah yang diberi wide mandat adalah institusi yang sudah alih status ke universitas, seperti ketika pertama kali dicanangkan tahun 2002 oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dahulu?

Benar, itulah realitas sosial yang sedang terjadi, persis sama dengan mempromosikan seseorang di sebuah jabatan, jika dikehendaki 1001 macam alasan bisa dikemukakan, sebaliknya jika tidak dikehendaki juga 1001 macam bisa dujadikan argumentasi. Sesorang tidak memenuhi persyaratan dari segi kepangkatan bisa saja diangkat sebagai pejabat dengan mempercepat kenaikan pangkat yang bersangkutan karena dikehendaki. Demikian sebaliknya, jika tidak dikehendaki, ada orang sudah memenuhi persyaratan bisa dicarikan 1001 argumen untuk tidak diangkat karena tidak dikehendaki. Saya bertemu dengan seorang politikus di Majene beliau berkata untuk mempersiapkan seorang calon gubernur. Sekarang terdapat dua macam calon, yaitu calon ideal dan calon real. Kedua calon ini yang selalu keluar sebagai pemenang adalah calon real. Itulah yang sedang berlangsung saat ini. Apa itu calon ideal dan real? Mungkin panjang jika diuraikan, maka lebih baik jadi bahasan tersendiri.

Kita kembali kepada tema di atas bahwa untuk menuju ke alih status, maka memerlu kan sebuah ikhtiar, yaitu:
1. Meyamakan persepsi semua civitas academika sebagai sebuah keinginan bersama untuk berubah. Keinginan itu disebut "murid" yang berasal dari:
أراد يريد ارادة فهو مريد
Artinya orang yang memiliki keinginan yang kuat disebut murid. Jika semua menjadi "murid" Insya Allah akan berhasil sampai ke finish. Dalam hubungan ini telah ada contoh sebelumnya, seperti STAIN Malang yang bisa alih status langsung ke UIN. Sekarang sudah ada 14 UIN seluruh Indonesia.
2. Melibatkan semua stakeholder seperti pemda yang selama ini selalu  berada di belakang pendirian STAIN Majene.
3. Sulbar adalah sebuah provinsi yang 82% populasinya adalah muslim dan wajar jika mereka menginginkan untuk mengakselerasi pembangunan keagamaan yang hanya bisa diperoleh lewat universitas.
4. Dalam sejarah pada tahun 1930-an Majene dikenal sebagai pusat pendidikan di Indonesia Timur banyak orang luar yang datang belajar di sana. Argumen historis ini bisa dibaca pada pidato saya pada peresmian STAIN Majene.
5. Lima tahun terakhir STAIN Majene termasuk yang terbanyak peminat dari seluruh STAIN  yang ada.

Akhirnya, saya berterima kasih atas sambutan seluruh civitas akademik yang mengingatkan saya ketika awal perjuangan pendirian perguruan tinggi ini satu dekade lewat. Semoga cita-cita untuk menjadikan STAIN Majene menuju integrasi keilmuan segera terwujud.

Wasalam, 
Makassar, 30 September 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR