FOOTNOTE HISTORIS: ORANG TUA DAHULU BISA MENAMATI 30 JUZ ALQUAN DALAM TEMPO 2-3 HARI


by Ahmad M. Sewang 

Demikian sebuah message dari Sahabat Drs. H. Aminullah Makmun yang sengaja dikirim lewat fasebook saya. Dahulu orang tua, begitu rajin membaca, seperti buku Ihya Ulumuddin bagi mereka- yang mencari jalan mendekatkan diri menuju Tuhannya. Hanya dalam tempo dua-tiga hari buku itu sudah tamat. Demikian pula Alquran yang tiga puluh juz itu, juga tamat 2-3 hari. Padahal di antara yang membaca Alquran itu, sebagian buta huruf latin. Dahulu jika sedang bulan Ramadan jika jalan menuju masjid kedengaran penduduk membaca Alquraan di kiri-kanan lorong di atas rumah-rumah penduduk.

Sekarang, perhatian tambah banyak, belum selesai satu datang lagi kerjaa yang lain, sehingga tidak bisa lagi fokus hanya membaca, membuat tidak lagi bisa menamati 2-3 hari buku-buku seperti di atas. Daya baca tidak similitantsi lagi seperti dahulu, belum lagi motivasi mendapatkan pahala dan juga tak ada gangguan. Sekarang tidak bisa lagi terpocus seperti orang tua dahulu. Manusia masa kini menghendaki percepatan di berbagai bidang. Menelepon saja jika tidak cepat direspon membuat si penelepon kesal dan marah. Itulah model manusia sekarang sudah kehilangan kesabaran, bahkan jika membaca WatsApp panjang-panjang langsung dilengkahi karena ingin cepat tamat dan tidak lagi sabar walau menghadapi dirinya sendiri. Itu sebabnya saya menghindari tulisan panjang-panjang, kalau pun ada yang panjang, saya bikin berseri dan besoknya seri berikutnya menyusul. Bahkan karena tidak lagi kuat membaca, maka Alquran yang 30 juz itu, manusia masa kini membaginya jadi tiga puluh juz sebanyak juz Alquran, maka menjadilah itu tipis, cepat dibaca, dan ringan dibawa.

Zaman sekarang serba cepat, siapa cepat siapa dapat, dan siapa lambat akan buntung. Pepatah sekarang diubah narasinya. Cepat dan selamat, pepatah lama sudah dianggapnya ketinggalan zaman, yaitu biar lambat asal selamat sudah kuno, menurutnya.
Hubungannya dengan kebutuhan membaca harus menguasai, tehnik membaca cepat. Lagi pula membaca Alquran  tidak sekedar hanya membaca, tetapi harus ada nilai plus, dalam waktu yang sama juga mengetahui makna dan tafsirnya. Sekarang sudah banyak terjual arti dan tafsir Alquran di toko buku, bahkan Alquran dalam bahasa lokal pun sudah mulai bermunculan, tidak sama lagi tempo doelue Alquran dan terjemahan sulit didapatkan.

Wasalam,
Kompleks GPM, 14 Juli 2023 M/ 25 Z. Hajj 1444
H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR