"HADAP DIRI" ADAM-HAWA VERSUS "TOLAK DIRI" IBLIS ](RENUNGAN AKHIR TAHUN, MEYONGSONG TAHUN BARU)

Ahmad Mujahid

Menurut penulis, salah satu makna hikmah dari adanya  akhir dan awal tahun adalah meninggalkan kehidupan lama untuk menyonsong kehidupan baru. Berpindah dari tradisi lama yang usang untuk mengambil tradisi baru yang saleh. Penulis ingin membaca makna hikmah akhir dan awal tahun tersebut, dari peristiwa Adam dan Hawa yang menyonsong kehidupan baru di dunia setelah ia keluar dari kenikmatan surga sebagai kehidupan lamanya. Demikian pula Iblis mengalami apa yang dialami oleh Adam dan Hawa, namun dengan perbedaan pandangan dunia. Adam dan Hawa melakukan "HADAP DIRI" Sementara iblis melakukan "TOLAK DIRI."

Seperti telah dimaklumi bersama, baik Adam, Hawa dan iblis dikeluarkan dari rumah kenikmatan surgami karena mereka telah melakukan dosa pelanggaran terhadap larangan dan perintah Allah. Iblis diperintahkan sujud oleh Allah kepada Adam, tetapi menolak. Sementara Adam dan Hawa dilarang mendekati pohon larangan, namun ia mendekati pohon larangan tersebut. Perbedaan antara Adam-Hawa dengan Iblis yang telah sama-sama melanggar larangan dan perintah adalah sikap dan respons mereka terhadap pelanggaran yang telah mereka lakukan.

Iblis setelah ia menolak perintah sujud, di akhir kehidupannya di surga kenikmatan, sebelum ia dikeluarkan dan berpindah untuk mengawali kehidupan barunya di dunia, Allah bertanya kepadanya: "Apa.yang mencegahmu tidak mau sujud kepada Adam, padahal.Saya memerintahkanmu?" 

Merespons pertanyaan Allah tersebut, Iblis melakukan gerakan "TOLAK DIRI." Yakni iblis tidak mengakui kesalahannya. Bahkan ia melakukan kesalahan baru. Ia bersikap sombong angkuh. iblis bahkan menentang Allah bahwa dirinya akan menyesatkan Adam dan anak keturunannya dari jalan Allah. Iblis bertekad menjadi sebagai penghancur religius-spiritual Adam dan manusia lainnya. Dari sini, penulis ingin katakan bahwa Iblis menyongsong kehidupan barunya di dunia dengan modal kekuatan jahat, yakni etika religius-spiritual negatif, seperti sifat dendam, iri hati, suka merendahkan pihak lain, keangkuhan dan kesombongan.

Berbeda dengan Adam, setelah ia melanggar larangan dan ditetapkan berakhir di surga kenikmatan, untuk berpindah dan menyonsong kehidupan barunya di dunia, Allah pun bertanya kepadanya sebagai Allah bertanya kepada iblis. Allah berkata kepada Adam; mengapa engkau mendekati pohon larangan itu? Bukankah Saya telah melarangmu dan telah menegaskan kepadamu bahwa iblis adalah musuhmu yang nyata. 

Mendengar dan merespons perkataan Allah tersebut, Adam melakukan gerakan "HADAP DIRI," yakni melakukan intropeksi dan muhasabah diri atas pelanggaran yang ia telah lakukan. Wal hasil, Adam dan Hawa mengakui perbuatan dhalim yang dilakukannya atau kedhaliman mereka. Selanjutnya mereka berdua memohon ampunan kepada Allah dan memohon kasih sayang Allah yang menyelamatkan mereka dari kerugian, kerusakan dan kesensaraan hidup. Dari sini, penulis pahami bahwa Adam dan Hawa menyongsong kehidupan baru mereka di dunia dengan modal kekuatan ampunan, istigfar, taubat dan rahmat kasih sayang Allah. Kekuatan kebajikan ini merupakan senjata utama dalam menghadapi kekuatan jahat iblis di pertempuran kehidupan baru mereka di dunia. 

Menurut penulis kisah Adam, Hawa dan iblis di atas, yang dikemukakan dalam banyak ayat al-Quran, seperti QS. al-A'raf/ 7: 11-28, mengisyaratkan makna hikmah religius-spiritual yang dalam terkait dengan tradisi melepas tahun lama atau akhir tahun untuk menyongsong awal tahun baru. Beberapa makna hikmah yang dimaksud adalah:
Pertama. Adam dan Hawa sebagai abul Basyar, sungguh telah menjadi guru terbaik dalam mengakhiri dan atau mengawali sesuatu termasuk mengakhir tahun lama dan mengawali tahun baru. Sementara iblis sebagai musuh manusia dengan gerakan penghancur religius-spiritual yang diperankannya adalah contoh terburuk dalam mengakhiri dan atau mengawali sesuatu. 

Adam dan Hawa mengakhiri dan mengawali waktu kehidupannya dengan berdialog dengan Allah. Keduanya mengakhiri kehidupan lamanya di rumah kenikmatan surgawi sebagai rumah awalnya untuk berpindah ke dunia sebagai rumah kehidupan barunya dengan merintih dalam dialog dengan Rabbnya, mengadukan kedhaliman dirinya kepada Rabb yang telah menciptakan dan memberinya berbagai anugrah kebajikan yang tak terhitung dan tak terhingga. 

Sejatinya manusia sebagai anak keturunan Adam dan Hawa yang dimusuhi oleh Iblis, senantiasa merintih, mengadukan dan mendialogkkan kedhaliman dirinya kepada Allah baik di awal maupun di akhir waktunya. Dialogkan dan adukanlah kedhalimanmu, dosa maksiat dan kelalailanmu, dengan bersujud tersungkur merintih di hadapan Rabbmu, di akhir siangmu menyongsong awal malammu dan di akhir malam menyonsong awal siangmu. Begitu juga di akhir pekanmu menyongsong awal pekan barumu; di akhir bulanmu menyongsong bulan barumu. Khususnya di malam akhir tahun lamamu menyongsong awal siang tahun barumu. 

Sungguh kemampuan seseorang untuk senantiasa berdialog, mengadu, merintih, sujud tersungkur di hadapan Rabbul Alamin, di setiap awal menuju pertengahan waktu hingga akhir waktu kehidupannya, baik dalam sejam, sehari, sepekan, sebulan dan setahun merupakan anugrah dan rahmat Allah terbesar teragung, sekaligus menjadi petanda bahwa Allah sungguh telah mengingatnya, merahmati dan mengasihinya, seperti Allah merahmati dan mengasihi Adam dan Hawa sebagai bapak dan ibu biologis manusia.
Janganlah contohi musuh besar manusia, iblis laknatullah. Dia telah merespons rahmat Allah secara negatif, dengan melakukan gerakan "TOLAK DIRI." Siapa pun yang telah menjadi pengikut langkah iblis maka sungguh telah menjadi manusia setan. Manusia yang jauh dari kebajikan dan rahmat Allah. Kata setan berakar pada kata "syathana" yang berarti jauh dari rahmat Allah. Jadi iblis yang bersifat setan dan para manusia setan sebagai pengikut iblis adalah makhluk yang jauh dari rahmat Allah, sebaliknya dalam laknat dan murka Allah.

Hikmah kedua. Akhiri segala sesuatu dalam hidup dan kehidupanmu, termasuk mengakhiri tahun lamamu untuk menyongsong tahun barumu, dengan fokus pada dosa dan kemaksiatanmu, dengan diikuti dengan penyesalan yang dalam, disusul dengan istigfar dan taubat. Penyesalan yang dalam, menjadi bukti pengakuanmu yang tulus akan kedhaliman dirimu. Istigfarmu adalah perisai agar terlepas dan terbebas dari efek buruk dari setiap dosa, maksiat dan kedhaliman yang telah engkau perbuat. Sementara taubatmu sebagai petanda engkau telah kembali ke rell Tuhanmu yang dipimpin oleh Muhammad Saw. 

Dengan demikian, sengguh kita telah mengawali dan menyongsong kehidupan baru di tahun baru dengan rahmat dan kasih sayang Allah. Penyesalan, ampunan, istigfar, taubat dan rahmat kasih sayang Allah adalah modal kekuatan kebajikan dalam menjalani peperangan abadi dengan kekuatan jahat iblis, setan dan para manusia setan di kehidupan dunia. Adakah kita menjadi pemenang dalam peperangan abadi di kehidupan di dunia ini? 

Hikmah ketiga. Di akhir tahun melepas kehidupan lama dan menyongsong tahun baru, tanggalkanlah aneka ragam baju dan pakaian kelalaian, dosa maksiat dan kedhaliman, serta berbagai penyakit hati yang diwarisi dari iblis, seperti iri hati, dendam, sombong, angkuh dan selalu merasa lebih baik dan hebat dari manusia lainnya. Sebaliknya songsonglah kehidupan barumu di tahun baru ini dengan semangat yang fower full dalam berjihad, berjuang, menghidupkan dan menegakkan agama Allah dalam kehidupan. Tegakkan perintah dan kewajiban agama dan jauhi serta tinggalkan larangan-larangan agama, hatta berhias diri dengan etika religius-spiritual positif, berakhlak mulia seperti Rasulullah Saw. Sebaliknya terbebas dari etika religius-spiritual negatif yang karakter iblis. 

Sebagai closing statemant tulisan ini,  bangunlah gerakan "HADAP DIRI" dengan istiqamah di setiap akhir dan awal waktu kehidupanmu, ternasuk di akhir tahun lama menyongsong tahun baru, pasti engkau bahagia abadi di kehidupan barumu baik di dunia maupun di akhirat. Jangan pernah melakukan gerakan "TOLAK DIRI" karena pasti engkau sensara abadi di kehidupan berikutnya, seperti iblis sensara abadi. Contohi Adam dan Hawa dengan gerakan "HADAP DIRINYA.". Jauhi Iblis dan setan dengan gerakan  "TOLAK DIRINYA." Wassalam. Wa Allah A'lam. Semoga manfaat dan mencerahkan. 

Makassar, 30 Desember 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR