DARI PENCERAMAH CILIK YANG SEDANG VIRAL SAMPAI KE TAJ MAHAL INDIA


by Ahmad M. Sewang

Lama saya termenung menyimak pencaeramah cilik yang sedang viral di media sosial. Yang membuat saya termenung, sebab anak yang masih berumur sekitar tujuh sampai sembilan tahun sudah tampil di atas mimbar layaknya seorang dewasa dilihat dari penampilan dan materi ceramahnya.

Menyaksikan penceramah cilik lewat you tube, mengingatkan saya pada sebuah percakapan dengan seorang penyair beken dengan sapaan Panglima Puisi, almarjum Husni Djamaluddin. Percakapan itu berlangsung sekitar tahun 1980-an di pelataran masjid Aqsha, jalan Maipa, Makassar, sambil menungguh tibanya salat Isya.

Menurut pengamatan Husni bahwa kehebatan seseorang juga dipengaruhi oleh tradsi agama yang mereka peluk masing-masing. Jika di dalam Islam mengandalkan penyebaran agamanya lewat ceramah. Maka di sinilah asal-muasal munculnya bibit-bibit para penceramah. Dalam sejarah mereka lahir secara kontinu, bak kata pepatah, "Patah tumbuh hilang berganti, patah satu, tumbuh seribu." Dahulu semua kenal mubalig kondang yang serba bisa, almarhum Prof. Dr. Hamka, kemudian digantikan Zainuddin MZ. Setelah itu muncul, A.A Gyn, lalu tumbuh lagi Ustaz Abd. Samad, belum lagi selesai Abd. Samad muncul lagi penceramah cilik.

Di dalam agama Kristen juga demikian, banyak melahirkan para penyanyi terkenal yang awalnya dimotivasi oleh tradisi agamanya. Dalam dunia Kristen menyanyi bagian dari ibadah pemujaan pada Tuhan. Penyanyi top secara nasional mulanya berasal dari penyanyi rohani gereja, seperti artis Monita Tahalea dan penyanyi rohani gereja yang mendunia, berasal dari US, Whiney Houston, misalnya.

Dalam agama Hindu atau Budha banyak melahirkan para penari yang aduhai. Mereka awalnya, bagian dari tradisi penyembahan terhadap Tuhan. Kesenian dalam perspektif Hindu di Bali yang universal identik dengan kehidupan religi masyarakatnya sehingga mempunyai kedudukan yang sangat mendasar. Para penganutnya dapat mengekspresikan keyakinan terhadap Hyang Maha Kuasa. Maka banyak muncul tarian seni yang dikaitkan dengan pemujaan tertentu atau sebagai pelengkap pemujaan tersebut.

Dalam sejarah kuno banyak muncul bangunan yang tercatat sebagai keajaiban dunia, awalnya bagian dari motivasi agama seperti Candi Brobudur di Jawa Tengah, bangunan Piramida di Gaza Mesir,  dan banunan Taj Mahal di India, awalnya dibangun atas rasa cinta yang dibalut oleh rasa agama seorang Kaisar Mugal, Sultan Syah Jahan. Sang raja sangat mencintai permaisurinya yang tiba-tiba dipanggil Allah swt, Mumtaz Mahal. Sebagai ekspresi cintanya yang mendalam sang raja mengabadikannya dalam bentuk bangunan. Saya bersyukur karena pernah mengunjungi bangunan ini bersama teman-teman UIN Alauddin. Di dalam bangunan ini terbaring sepasang hamba Tuhan yang saling menyangi. Taj Mahal dengan arsitektur India, Persia, dan italia, dibangun selama 20 tahun adalah bangunan simbol cinta abadi. Pada tahun 1983 bangunan ini diterima sebagai Situs Monumen Warisan Dunia UNESCO. Sekarang dijadikan destinasi wisata pavorit di Agra, India yang ramai dikunjungi para wisatawan dari mancanegara, seperti yang kami saksikan dengan teman-teman. 

Salam Taj Mahal untuk teman-teman seperjalanan ke Agra, India: Barsihannur dan Nyonya, Nasir Siola dan Nyonya Syarifuddin Ondang dan Nyonya  Norman Said dan Nyonya, serta Amri Tajuddin. Begitu berkesan dan penghayatan kami di Taj Mahal sampai kami dan Nyonya pun berdoa dalam bangunan itu, semoga dianugerahi cinta abadi, seperti halnya antara sepasang kekasih Sultan Syah Jahan dan permaisurinya, Mumtaz Mahal. Paling tak sulit terlupakan adalah pengabdian sahabat Saifullah yang setia memandu kami selama di India. Saifullah warga negara Indonesia yang kawin dengan wanita cantik dari India.

Wassalam, 
Makassar, 25 Ramadan 1442 H/6 Mei 2021 M

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR