KHAZANAH SEJARAH: PERSATUAN UMAT HENDAKNYA JADI OBSESI BERSAMA


by Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, MA.

Saya belum bisa memprediksi, kapan umat Islam bisa berdiri dalam satu saf, bersatu sebagai umat berwibawa. Walau obsesi ini begitu sulit, terlalu banyak jalan berliku yang akan dilewati, tetapi harus tetap diperjuangkan terus-menerus tanpa mengenal halte. Sebab berdirinya umat dalam satu saf akan memudahkan untuk memecahkan problema keumatan yang lain. Bersatu bukan berarti semuanya harus jadi satu dalam sebuah organisasi, paham, dan mazhab sebab jika itu yang diinginkan berarti kita telah melakukan sesuatu yang mustahil dan pelanggaran terhadap sunatullah itu sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang diidekan Ketua Uni Ulama Internasional, Prof. Syekh Yusuf al-Qardawi, beliau berkata, "Saya tidak pernah sedih jika setiap saat bermunculan madrasah, organisasi, dan mazhab, sebab itu adalah sunatullah, yang saya sedihkan bahkan tangisi, jika setiap madrasah, organisasi, dan mazhab ingin saling menafikan satu sama lain," tulis beliau dalam bukunya yang berjudul,
الصحوة الاسلامية بين الاختلاف المشروع والتفرق المذموم 

Di Indonesia telah berdiri sebuah organisasi eksklusif bernama, Laskar Pemburu Aliran Sesat. Cabang organisasi ini sudah dibentuk di beberapa daerah, termasuk di Makassar. Kita bertanya, siapa aliran sesat itu yang dimaksud? Merekalah sendiri yang menetapkan. Bukan MUI sebagai refrentasi umat Islam. Dampaknya membuat umat Islam semakin terbelah dan yang diuntungkan adalah orang yang selama ini menginginkan agar umat Islam tetap bercerai-berai. Organisasi  ini  walau bertujuan untuk memelihara akidah umat, tetapi caranya yang eksklusif dan tidak memahami umat yang dalam perkembangan sejarahnya sampai sekarag sangatlah variatif sehingga merugikan dalam membangun persatuan umat yang bervariasi itu. Itulah yang mendorong saya, beberapa waktu lalu mendatangi dan meminta pada teman-teman di Litbang Kemenag RI agar menelitinya dengan penelitian terapan yang hasilnya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan oleh pemerintah atau pun swasta yang memiliki obsesi persatuan. 

IMMIN sejak awal berdrinya sudah mencanangkan persatuan umat Islam. Sedang dalam masalah furu' disikapi dengan toleransi dan dijadikan sebagai sarwah atau kekayaan untuk berfastabiqul khairat, bukan untuk memperlebar perselisihan. Di IMMIM, saya merasa lega karena bisa berinteraksi secara intens dengan teman-teman dari berbagai latar belakang organisasi tanpa membedakan. Mereka semua bersikap moderat dan menghargai perbedaan, serta menghindari sikap sektarian berlebihan. Jika kita bisa bersatu sesama intern umat beragama akan jadi modal dasar dalam membangun persatuan seluruh umat manusia. Jangan harap bisa membangun persatuan ekstern umat beragama secara baik tanpa lebih dahulu memperbaiki kerukunan intern umat beragama (pesan penting dari hasil seminar kerjasama antara kementerian agama RI dan kedutaan besar Yordania untuk Indonesia).

Wassalam,
Makassar, 21 Februari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR