Hizbut Tahrir : Exogenous Religious Movement

Oleh : Badruzzaman

EXECUTIF SUMMERY

Gerakan reformasi yang telah dan masih terus berlangsung ditandai dengan adanya perubahan pada beberapa aspek vital kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang berdampak pada sikap, tata nilai, dan norma yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Perubahan yang nampak sangat menonjol adalah adanya tuntutan perbaikan seluruh aspek kehidupan secara cepat dan mendasar. Lemahnya kontrol hukum dan sosial dapat berakibat pada munculnya berbagai penyimpangan nilai-nilai sosial yang bertetangan dengan norma sosial dan agama yang berlaku, sehingga mengarah pada terjadinya krisis yang berkepanjangan.

Untuk dapat keluar dari krisis berkepanjangan tersebut, masyarakat Indonesia dewasa ini tengah menapak pada upaya membangun masyarakat baru yang adil dan makmur. Dalam menggapai masyarakat yang diimpikan tersebut muncul berbagai gerakan termasuk gerakan di bidang keagamaan.

Hizbut Tahrir adalah suatu gerakan keagamaan yang berbentuk partai politik. Organisasi gerakan keagaamaan yang lahir di Palestina ini mengusung cita-cita pembentukan Daulah Khilafah Islamiyah. Konteks kemunculan organisasi yang dibentuk oleh Syekh Taqiyuddin An-Nahbani adalah karena Hizbut Tahrir menilai bahwa saat ini dunia dikuasai oleh ide-ide, sistem-sistem dan hukum-hukum kufur. Seluruh negara di Eropa, Amerika Serikat, Amerika Latin, bahkan di Asia dan Timur Tengah yang mayoritas menganut Agama Islam, menggunakan asas-asas kenegaraan seperti asas-asas Kapitalisme, Komunisme, Sosialisme, Nasionalisme, Patriotisme, fanatik golongan (sekterian), Aristokrat, atau yang berkenan dengan pemikiran-pemikiran Free Masonry.

Ide-ide Hizbut Tahrir di Indonesia diperkenalkan oleh Syaikh Abdurrahman Al Bagdadi. Kelompok ini masuk ke Indonesia pada tahun 1982 melalui Abdurrahman Al Baqdadhi, seorang aktivis HT yang tinggal di Australia. Ketika itu ia diajak oleh K.H. M. Abdullah untuk ikut mengembangkan Pesantern Al-Ghazali, Bogor. Al-Bagdadi dapat cepat berinteraksi dengan para aktivis masjid Al-Ghazali IPB Bogor. Ide-idenya memikat para aktivis dan banyak menyerbu ke kampus-kampus lain.

Sejalan dengan itu, para mahasiswa memiliki kesenangan membangun jaringan dalam tingkat nasional. Ide-ide pergerakan Hizbut Tahrir di Makassar pertama kali dikenal oleh mahasiswa-mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) melalui LDK. LDK UMI saat itu memiliki jaringan dengan beberapa LDK perguruan tinggi di Indonesia, diantaranya: LDK IPB, LDK IKIP Malang, dan beberapa organisasi kemahasiswaan seperti aktivis HMI, PMII, IPM, Al-Wahdah dan beberapa lagi yang lain.

Ketika itu, para mahasiswa yang tergabung dalam LDK UMI mendapat informasi kegiatan dari LDK IKIP Malang, yaitu kegiatan kursus Bahasa Arab selama sebulan. Dalam kegiatan tersebut mereka diperkenakan dengan ragam pergerakan Islam, termasuk ede-ide Hizbut Tahrir.

Lektur Hizbut Tahrir mayoritas mengacu pada pikiran-pikiran Syekh Taqiyuddin An-Nahbani. Taqiyuddin An-Nahbani dikenal sebagai seorang yang sangat produktif menulis dalam berbagi bidang ilmu pengetahuan, baik sistem politik Islam, sistem pemerintahan Islam, sistem hukum Islam, sistem ekonomi Islam, sistem pendidikan Islam, bahkan sampai kepada sistem pergaualan Islam, dan lain-lain. Lektur tersebut saat ini ada yang berupa buku yang diterbitkan, buku-buku saku, buku serial, bahkan seleberan-selebaran yang jumlahnya mencapai ratusan. Selain ide-ide Syekh Taqiyuddin An-Nahbani beberapa buah pikiran tokoh agama lain yang sejalan dengan ide-ide Hizbut Tahrir pun dijadikan acuan lektur.

Metode gerakan (dakwah) Hibut Tahrir berbentuk aktivitas kelompok. Beberapa kelompok gerakan yang dibentuk mulai dari kelompok bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, ibadah, penerbitan buku-buku, aktifitas amar ma’ruf nahi mungkar, sampai kepada pembentukan sebuah partai politik. Dalam melakukan aktivitas tersebut Hizbut Tahrir telah merancang langkah stategis yaitu: tahap marhalah tatsqif, tahap marhalah tafa’ul ma’al ummah, dan tahap mathalah istilamil hukmi.

Hizbut Tahrir dapat dikategorikan sebagai gerakan keagamaan exogenous religious movement

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT SULAWESI SELATAN

SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS, MAKASSAR, MANDAR DAN TORAJA

SEKILAS SEJARAH MASUKNYA KRISTEN DI ALOR